Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mal Siap Dibuka, Subsektor Ritel Belum Tentu Bergairah

Aturan kapasitas pengunjung 50 persen dapat memengaruhi subsektor ritel mengingat secara logika pendapatan juga akan berkurang lantaran dipengaruhi oleh tingkat kunjungan.
Suasana pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan, 14 Maret 2020./Antara
Suasana pusat perbelanjaan Mal Kota Kasablanka di Jakarta Selatan, 14 Maret 2020./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Pusat perbelanjaan di DKI Jakarta bersiap membuka kembali operasionalnya secara penuh pada Senin 15 Juni 2020 setelah ditutup sementara sejak 2 bulan belakangan ini akibat virus corona baru atau Covid-19.

Hanya saja, dengan dibukanya pusat belanja atau mal pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi tersebut dinilai tidak serta-merta menggairahkan subsektor ritel.

"Saya pikir konservatifnya, perlu waktu bertahap untuk pulih seiring dengan tahapan transisi yang diatur pemerintah seperti dining in [makan di tempat] yang baru boleh 50 persen dari kapasitas," ujar Sekretaris Perusahaan PT Pakuwon Jati Tbk. Minarto Basuki pada Bisnis, Minggu (7/6/2020).

Aturan kapasitas pengunjung mal 50 persen pada masa transisi itu sesuai dengan Keputusan Gubernur No 563/2020. Meski demikian, Minarto mengatakan bahwa Pakuwon Jati selaku pengelola mal Gandaria City dan Kota Kasablanka berharap terjadi pemulihan yang lebih cepat dari proyeksi awal.

Hal ini bisa dibandingkan dengan pengalaman negara-negara lain yang sudah dulu membuka operasional pusat perbelanjaannya di tengah kenormalan baru atau new normal.

"Kita diuntungkan dengan middle class dan usia produktif yang besar dan punya demand yang cukup besar pula," katanya.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan bahwa adanya aturan kapasitas pengunjung 50 persen dapat memengaruhi subsektor ritel mengingat secara logika pendapatan juga akan berkurang lantaran dipengaruhi oleh tingkat kunjungan.

Lagi pula, dampak Covid-19 juga sebelumnya telah dirasakan oleh pengelola pusat belanja dan penyewa karena secara finansial tidak mendapatkan pendapatan sama sekali.

"Kemudian juga dengan pengurangan tenaga kerja di mana banyak bisnis lainnya yang terkait dengan pusat belanja juga tidak bergerak," katanya. 

Managing Partner of Strategic Advisory Coldwell Banker Tommy Bastami mengatakan bahwa pada masa awal pemulihan, kondisi pasar subsektor ritel diperkirakan masih melambat karena penyewa yang sudah ada akan berkonsentrasi pada gerai mereka saat ini dibandingkan dengan melakukan ekspansi. 

Sementara itu, penyewa baru akan mengambil sikap melihat dan menunggu dalam mengantisipasi perilaku konsumen dalam masa pemulihan yang diprediksi akan lebih selektif dalam mengatur pengeluaran.

Pada kuartal I/2020, Coldwell mencatat tingkat okupansi ritel di Jakarta mencapai 91,2 persen, sedangkan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) 85,1 persen, dan Tangerang sebesar 86,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper