Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah sektor tercatat masih melakukan aksi rekrutmen selama pandemi di tengah maraknya aksi pemutusan hubungan kerja (PHK). Sektor dagang elektronik menjadi yang paling banyak melakukan perekrutan tenaga kerja.
Menyitir data yang dipublikasi perusahaan analisis big data Bonza, sektor dagang elektornik tercatat melakukan rekrutmen untuk 300 pos pekerjaan sepanjang Mei. Posisi tersebut disusul oleh sektor perbankan dengan 260 pos pekerjaan, dan sektor pembiayaan sebanyak 211 perusahaan.
Namun aksi penyerapan tenaga kerja ini terbilang masih belum signifikan dibandingkan 5,16 juta pekerja yang dirumahkan dan menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi Covid-19. Bertambahnya pengangguran ini berasal dari industri tekstil, bisnis transportasi darat, perhotelan, industri sepatu, restoran, dan industri kecil menengah.
Dalam rilisnya Bonza menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 secara nyata telah memukul sejumlah sektor. Namun tak dapat dipungkiri masih terdapat sektor yang tetap tumbuh pada kondisi ini.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengemukakan, masih berlanjutnya aksi rekrutmen pada sejumlah perusahaan menunjukkan bahwa permintaan pada produk jasa dan barang dari sektor tersebut masihlah ada. Kendati demikian, Faisal mengatakan kondisi tersebut perlu dilihat pula dari sisi historis.
"Mungkin selama Mei masih melakukan aksi rekrutmen, namun bagaimana trennya dibandingkan sebelum pandemi? Hal ini perlu dilihat," kata Faisal, Kamis (4/6/2020).
Baca Juga
Secara agregat, Faisal pun mengemukakan aksi penyerapan tenaga kerja dari sejumlah sektor yang berkembang selama pandemi belumlah cukup jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran yang tercipta akibat Covid-19.
Menurutnya, sektor yang masih akan membutuhkan tenaga kerja merupakan sektor yang prospek kebutuhannya akan tumbuh di tengah pandemi.
"Sektor perbankan dan finansial yang masih menyerap tenaga kerja didorong oleh adanya perubahan pola pelayanan, misal fasilitas layanan dengan shift yang menyesuaikan pembatasan sosial. Lembaga keuangan pun memerlukan talenta digital untuk menyesuaikan kebutuhan," lanjutnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Ketenagakerjaan dan Hubungan Industrial Anton J. Supit mengemukakan, meski sejumlah sektor masih menyerap tenaga kerja, namun belum bisa dipastikan apakah aksi rekrutmen memperlihatkan volume yang lebih besar atau justru lebih sedikit.
Bagaimana pun, lanjutnya, dunia usaha bakal mengarah pada efisiensi di tengah lemahnya permintaan.
"Masa pandemi ini memang ada usaha yang tetap berkembang dan ada yang tidak bisa bertahan. Namun untuk yang berkembang, arahnya tetap efisiensi. Jumlah rekrutmen pun tetap tidak sebanding dengan jumlah PHK," kata Anton.