Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Jakarta Dilonggarkan, Pengusaha: Perhatikan Daya Beli Masyarakat

Pemerintah dinilai perlu memberikan dorongan bagi massyarakat untuk meningkatkan daya belinya, ketika aktivitas perekonomian di DKI Jakarta mulai dibuka kembali.
(kiri-kanan) Pengacara Hotman Paris Hutapea bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengadakan diskusi publik soal Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 14 Maret 2020./ Tempo - EKO WAHYUDI.
(kiri-kanan) Pengacara Hotman Paris Hutapea bersama Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengadakan diskusi publik soal Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu 14 Maret 2020./ Tempo - EKO WAHYUDI.

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha mengharapkan pemerintah dapat membantu mendorong daya beli masyarakat seiring mulai diperlonggarnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P. Roeslani mengatakan, jaminan adanya daya beli dari masyarakat merupakan hal penting ketika aktivitas perekonomian perlahan dibuka kembali pascaselesainya penerapan PSBB,

"Selama ini pembukaan perekonomian lebih banyak menyoroti sisi supply, Kita perlu  melihat pula sisi demand," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/6/2020).

Rosan  memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II/2020 kembali terkoreksi setelah mengalami perlambatan pada kuartal I/2020 lalu. Dia berharap, dengan adanya pembukaan aktivitas ekonomi dan dorongan daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga nasional dapat membaik di sisa tahun ini.

"Jangan sampai ketika kegiatan ekonomi dibuka, demand-nya tidak ada karena daya beli masyarakat yang turun signifikan akibat banyak pekerja yang dirumahkan, gaji yang dipotong, dan kegiatan ekonomi juga masih rendah," lanjut Rosan.

Guna memastikan kembali dibukanya aktivitas ekonomi dapat berdampak positif pada perekonomian, Rosan mengharapkan pemerintah dapat memberi bantuan likuiditas guna mengurai permasalahan upah pekerja yang tergganggu selama pandemic Covid-19.

Di sisi lain, berbagai stimulus fiskal dan moneter diharapkan dapat segera diimplementasikan bagi lini usaha yang mendapat fasilitas.

"Yang perlu diselesaikan adalah mengurangi jumlah orang yang dirumahkan atau menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Bagaimana caranya agar perusahaan bisa membayar gaji secara penuh agar daya beli terkatrol," ujarnya.

Terlepas dari hal ini, Rosan tak memungkiri jika dunia usaha tidak bisa langsung memulihkan performa secara utuh meski pemerintah membuka jalan pembukaan ekonomi. Dengan adanya protokol kesehatan yang harus dijalankan, Rosan mengatakan dunia usaha bakal melakukan pemulihan secara perlahan dengan tetap melihat kondisi pasar.

"Kami bersiap menghadapi re-opening tapi kami menyadari bahwa kegiatan usaha tidak bisa langsung tancap gas, akan bergerak perlahan dan ini mengakibatkan produktivitas menurun. Kita tidak akan langsung cepat utilitas 100 persen, akan sangat bertahap," papar Rosan.

Senada, Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Johnny Darmawan mengemukakan bahwa dibukanya perekonomian DKI Jakarta secara bertahap bakal memberi dorongan bagi sektor yang masih memiliki permintaan di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, untuk sektor dengan permintaan yang tertahan, Johnny mengatakan pelaku usaha pun cenderung akan menahan kegiatan produksinya.

Bagaimana pun, dibukanya aktivitas perekonomian dengan pembatasan disebut Johnny memberi ruang bagi dunia usaha untuk menyiapkan diri pada masa transisi. Di sisi lain, aktivitas ekonomi disebutnya perlu tetap dijalankan dengan hati-hati demi mencegah potensi sebaran wabah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper