Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai pelemahan daya bali masyarakat dan outlook defisit APBN, antara lain, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (3/6/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
Darurat Manufaktur. Di saat kinerja manufaktur sejumlah negara Asean mulai membaik—yang tecermin dari Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur—industri pengolahan nasional masih tertatih-tatih seiring dengan penurunan permintaan masyarakat.
Daya Pikat Terus Memancar. Wacana pemulihan kembali aktivitas ekonomi dengan protokol kenormalan baru dan fundamental emiten yang masih solid berpotensi menjadi sentimen positif yang mendorong kinerja indeks Bisnis-27 pada pertengahan 2020.
Langkah Berat Kejar Cita-Cita Ekspor 1 Juta Unit. Langkah industri otomotif untuk membukukan ekspor kendaraan roda empat sebanyak 1 juta unit pada 2025 mulai tersendat seiring dengan koreksi kinerja pengapalan produk tersebut sepanjang Januari—April 2020.
Musim Investasi Kembali Bersemi. Memasuki era kenormalan baru, sejumlah perusahaan modal ventura kembali aktif melirik investasi di Indonesia. Kucuran modal pun diyakini bakal mengalir deras ke perusahaan rintisan sektor agrobisnis, logistik, dan kesehatan.
Baca Juga
Hotel Mulai Layani Tamu. Sejumlah hotel di berbagai daerah kembali beroperasi menerima tamu dengan menerapkan protokol kenormalan baru meskipun belum membuka semua layanan. Pengusaha memulai buka lebih awal untuk mengurangi beban arus kas perusahaan.
Buronan Lain Masih Menunggu. Keberhasilan Komisi Pemberantasan Korupsi meringkus tersangka kasus tindak pidana korupsi yang buron yakni M. Nurhadi dan Rezky Hebriyono harus dijadikan modal untuk melakukan pengejaran terhadap buronan lainnya.
Pemulihan Fiskal Makin Berat. Upaya pemulihan ekonomi pada 2023 makin berat setelah pemerintah kembali merevisi outlook defisit APBN akibat beban ekonomi yang harus ditanggung pada tahun ini.
Dua Macan Asia Ikut Bersitegang. Perseteruan Amerika Serikat dengan China memicu ketegangan baru di Asia. Gelagat keberpihakan Jepang pada AS dapat menimbulkan risiko bagi eksposur ekonomi Negeri Matahari Terbit di China.
Unit-Linked Siap Jajak Digital. Industri asuransi jiwa siap menerapkan sistem penjualan produk unit-linked secara digital setelah permintaan para pelaku industri tersebut dikabulkan oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Skema B2B Rawan Diskriminasi. Perampungan skema penempatan dana bantuan likuiditas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari bank jangkar ke bank pelaksana restrukturisasi dengan metode business to business (B2B) perlu dipertimbangkan kembali.