Bisnis.com, JAKARTA - Langkah pemerintah melalui PT Pertamina yang tetap menuntaskan proyek strategis nasional yaitu proyek pembangunan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan di tengah pandemi Covid-19 mendapat apresiasi.
Pengamat Energi asal Universitas Trisakti Mamit Setiawan menjelaskan proyek ini berjalan sesuai dengan target. Saat ini progresnya telah mencapai 16,32 persen, progress ini naik dari capaian triwulan I/2020 yang tercatat 15,02 persen.
"Saya mengapresiasi karena di tengah kondisi Covid-19 ini Pertamina sanggup menyelesaikan target pekerjaan sesuai dengan timeline yang diberikan, mencapai 16.32 persen," kata Mamit dalam keterangan resmi, Selasa (2/6/2020).
Direktur Executive Energy Watch ini mengatakan bahwa proyek RDMP Kilang Balikpapan merupakan suatu langkah strategis dalam menjaga ketahanan energi nasional terutama untuk kawasan Indonesia bagian timur.
"Dengan peningkatan kapasitas sebesar 100.000 BOPD dari 260.000 menjadi 360.000 BOPD setidaknya ke depan dapet memenuhi kebutuhan BBM di kawasan Kalimantan dan sekitarnya," ujarnya.
Mamit juga menilai satu keunggulan lagi dari RDMP Balikpapan adalah peningkatan kualitas BBM dari standar setara EURO II menjadi setara EURO V. Jelas ini sejalan dengan keinginan pemerintah dan juga dunia international untuk menyediakan BBM berkualitas dan ramah terhadap lingkungan.
"Point penting lain dari project RDMP Balikpapan ini adalah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga Ekonomi masyarakat sekitar bisa tumbuh dan terus terjaga daya belinya," ungkapnya.
Selain itu Mamit berpandangan bahwa proyek ini sangat membantu pemerintah daerah terkait dengan penerimaan pajak dan juga non pajak untuk pembangunan daerahnya. Jumlah pekerja yang terlibat dalam proyek ini sangat signifikan sehingga ditengah kondisi pandemik seperti ini sangat membantu dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
Namun, Mamit mengingatkan bahwa tantangan ke depan yang harus diperhatikan di tengah kondisi Covid-19 oleh Pertamina bagaimana pekerjaan RDMP bisa tetap berjalan secara maksimal mengingat sampai saat ini belum tahu kapan pandemik ini akan berakhir.
"Protokol-protokol dan SOP dalam bekerja selama pandemik ini berlangsung harus tetap diperhatikan secara ketat dan maksimal mengingat urgensi dari proyek RDMP Balikpapan ini. Selain itu,melalui sinergi dengan project new crude tangked facility Lawe Lawe sangat memperkuat posisi ketahanan energi nasional dan di harapkan ke depan kita sudah tidak mengimpor minyak lagi," tegasnya.
Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan progress RDMP Balikpapan saat ini masih on the track, meskipun dalam pelaksanaan pengerjaannya harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis nasional yang telah ditetapkan untuk terus dijalankan di tengah pandemi Covid-19 serta fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dollar. Proyek ini penting untuk memastikan ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat segera terwujud," ujar Fajriyah.
Dia menuturkan progress RDMP Balikpapan per 17 Mei 2020 meliputi empat pekerjaan yakni engineering (6,05 persen), Procurement (5,85 persen), Construction (4,38 persen) dan Commissioning (0,03 persen) sehingga secara keseluruhan mencapai 16,32 persen.
Proyek RDMP dan GRR secara keseluruhan, tambah Fajriyah, saat ini mempekerjakan sekitar 5.000 tenaga kerja di mana mayoritas di RDMP Balikpapan. Pada umumnya pekerja di RDMP Balikpapan berasal dari pekerja lokal, sehingga pihaknya harus terus menjaga keberlangsungan proyek ini agar ekonomi masyarakat di wilayah operasi bisa terus tumbuh dan bergerak maju.
Menurut Fajriyah, RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.