Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Optimis Defisit Transaksi Berjalan di Bawah 2% Akhir 2020, Ini Alasannya

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan defisit transaksi berjalan terjaga bawah 1,5% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2020. Perry optimistis pada akhir tahun 2020 angkanya dapat terjaga rendah, yakni di bawah 2% pada akhir tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan defisit transaksi berjalan terjaga bawah 1,5% dari produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2020. Perry optimistis pada akhir tahun 2020 angkanya dapat terjaga rendah, yakni di bawah 2% pada akhir tahun ini.

“Secara keseluruhan kelihatan defisit transaksi berjalan itu rendah, US$3,9 miliar atau 1,42% dari PDB. Ini mengkonfirmasikan pada kuartal I/2020 angkanya lebih rendah dari 1,5%. Tahun ini, Insyaallah tetap terkendali di bawah 2% dari PDB,” katanya dalam paparan update perekonomian secara daring, Kamis (28/5/2020).

Perry mengungkapkan ada beberapa faktor yang mendukung terkendalinya defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD), antara lain adanya kenaikan dari sisi nilai ekspor menjadi sebesar US$ 41,7 miliar.

Faktor lainnya, yakni penurunan impor yang lebih besar. Pada kuartal I/2020, nilai impor tercatat sebesar US$37,3 miliar, adapun pada periode yang sama tahun lalu, nilainya US$39,9 miliar.

“Yang lebih tinggi neraca perdagangan barang US$4,4 miliar dolar, tahun lalu US$1,3 miliar. Sedangkan defisit neraca jasa lebih rendah dari perkiraan,” ujarnya.

Berikutnya, Perry menyebutkan faktor penyebab yang ketiga yakni lebih rendahnya pendapatan primer termasuk pembayaran bunga berkaitan dengan penurunan surat berharga negara (SBN) yang dimiliki investor asing.

“Dengan adanya Covid-19, capital outflow melepas saham SBN di Indonesia, mengurangi kebutuhan kita bayar bunga atau dividen ke investor asing. Ini tiga faktor menyebabkan CAD lebih rendah di bawah 1,5% dari PDB,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper