Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyusutan Defisit Transaksi Berjalan Diperkirakan Berlanjut

Tren penurunan ini akan terus berlanjut seiring dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang kontraksi ekspor.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro (dari kanan), Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, dan Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro (dari kanan), Head of Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto, dan Chief Economist Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menjadi pembicara dalam Macroeconomic Outlook di Jakarta, Rabu (15/5/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diproyeksikan akan kembali menyusut pada kuartal-kuartal ke depan.

Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat CAD pada kuartal I/2020 menyusut ke level -1,4 persen dari PDB dengan nominal mencapai US$3,9 miliar, jauh lebih rendah dari kuartal IV/2019 yang mencapai -2,8 persen dari PDB dengan nominal US$8,1 miliar.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tren penurunan ini akan terus berlanjut seiring dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang kontraksi ekspor. Konsekuensinya, neraca dagang Indonesia dan CAD akan cenderung membaik sepanjang tahun 2020 ini.

"Kami perkirakan CAD sepanjang tahun 2020 hanya sebesar -1,81 persen dari PDB, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai -2,72 persen dari PDB," kata Andry, Rabu (20/5/2020).

Mengecilnya CAD pada kuartal I/2020 disebabkan oleh membaiknya komponen neraca barang yang mencatatkan surplus sebesar US$4,39 miliar, lebih dari kuartal IV/2019 yang hanya surplus sebesar US$309 juta.

Defisit dari komponen neraca jasa juga menciut dari US$2,01 miliar pada kuartal IV tahun lalu menjadi US$1,87 pada kuartal I/2020.

Hal ini disebabkan oleh menurunnya defisit jasa transportasi karena turunnya kegiatan impor  pada kuartal I/2020.

"Penurunan defisit jasa transportasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan surplus jasa travel meski terjadi penurunan pada kunjungan wisman tahun ini," kata Andry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper