Bisnis.com, JAKARTA - Defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) diproyeksikan akan kembali menyusut pada kuartal-kuartal ke depan.
Seperti diketahui, Bank Indonesia mencatat CAD pada kuartal I/2020 menyusut ke level -1,4 persen dari PDB dengan nominal mencapai US$3,9 miliar, jauh lebih rendah dari kuartal IV/2019 yang mencapai -2,8 persen dari PDB dengan nominal US$8,1 miliar.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tren penurunan ini akan terus berlanjut seiring dengan kontraksi impor yang jauh lebih dalam ketimbang kontraksi ekspor. Konsekuensinya, neraca dagang Indonesia dan CAD akan cenderung membaik sepanjang tahun 2020 ini.
"Kami perkirakan CAD sepanjang tahun 2020 hanya sebesar -1,81 persen dari PDB, lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai -2,72 persen dari PDB," kata Andry, Rabu (20/5/2020).
Mengecilnya CAD pada kuartal I/2020 disebabkan oleh membaiknya komponen neraca barang yang mencatatkan surplus sebesar US$4,39 miliar, lebih dari kuartal IV/2019 yang hanya surplus sebesar US$309 juta.
Defisit dari komponen neraca jasa juga menciut dari US$2,01 miliar pada kuartal IV tahun lalu menjadi US$1,87 pada kuartal I/2020.
Baca Juga
Hal ini disebabkan oleh menurunnya defisit jasa transportasi karena turunnya kegiatan impor pada kuartal I/2020.
"Penurunan defisit jasa transportasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan surplus jasa travel meski terjadi penurunan pada kunjungan wisman tahun ini," kata Andry.