Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pengusaha mengusulkan adanya gugus tugas untuk membangkitkan kembali kegiatan ekonomi yang sudah memburuk akibat pandemi covid-19.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani mengatakan usulan tersebut telah disampaikan langsung pada pembina pelaku industri dalam hal ini Kementerian Perindustrian.
"Diperlukan gugus tugas untuk membangkitkan kembali kegiatan ekonomi. Selain itu, secara lebih khusus, perlu menciptakan momentum untuk mendorong konsumsi masyarakat untuk meningkatkan penjualan, khususnya bagi produk makanan dan minuman," katanya melalui siaran pers, Rabu (20/5/2020).
Hariyadi menekankan sebaiknya memang pemerintah dapat membantu sektor industri, karena jumlahnya dan perannya terhadap PDB cukup signifikan.
Hariyadi pun menyambut baik surat edaran Menteri Perindustrian yang diterbitkan dan disebarkan ke pemerintah daerah. Surat tersebut, diakuinya cukup efektif dan positif dalam menjaga aktivitas sektor industri.
"Kami juga berterima kasih kepada Menperin karena telah mengirimkan surat ke PLN, semoga bisa direspons cepat. Sebab, anggota kami masih harus bayar minimum charge, padahal sedang tutup atau turun kapasitas,” ujarnya.
Di sisi lain, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan mendorong Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Tanah Air kembali pada level 51,9 atau raihan angka periode Februari 2020 lalu dalam tiga bulan ke depan.
Menurut Agus, pemerintah optimistis industri manufaktur nasional dapat pulih lebih cepat ketika kembali beroperasi secara normal, atau bahkan dalam kondisi new normal.
"Sampai saat ini belum ada IOMKI yang kami cabut, kami sangat apresiasi pada Pemda yang mau membina dengan baik setiap industri yang ada di wilayahnya masing-masing. Hal ini penting karena memulai industri kembali itu sulit dan terbukti China masih membutuhkan waktu," katanya.
Dengan demikian, Agus berharap dalam waktu tiga bulan setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir, Kemenperin membidik PMI manufaktur Indonesia dapat kembali ke angka 51,9 seperti periode pada Februari 2020.
Menurut Agus saat ini, manufaktur memang tertekan dengan level raihan PMI periode April 27,5. Angka itu anjlok drastis dari Februari 2020 sebelum ada corona di Indonesia. Namun, hal itu wajar mengingat konsumsi domestik dari penyerapan produksi manufaktur saat ini masih tinggi atau 70 persen.
"Jadi ketika konsumsi turun, industri harus melakukan penyesuaian utamanya terkait utilisasi. Jadi, ini momen paling tepat menggairahkan kembali manufaktur Indonesia," ujarnya.