Bisnis.com, JAKARTA - Akibat pencairan dividen BUMN yang lebih awal, pendapatan negara dari perusahaan negara atau pendapatan negara bukan pajak (PNBP) kekayaan negara dipisahkan (KND) melambung hampir 8 kali lipat.
Per April 2020, penerimaan PNBP KND tercatat mencapai Rp23,98 triliun, tumbuh 799,5 persen yoy dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada April tahun lalu, realisasi PNBP KND hanya sebesar Rp3 triliun, terkontraksi 99,98 persen yoy dibandingkan dengan April 2018.
Kementerian Keuangan mencatat lonjakan ini terjadi karena adanya setoran laba BUMN perbankan senilai Rp23,98 triliun yang dibayarkan pada Maret 2020 lalu.
Data Kementerian Keuangan mengungkapkan audit laporan keuangan dari BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN dilaksanakan lebih cepat sehingga dividen pun bisa disetorkan lebih cepat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Realisasi PNBP KND ini pun menyokong realisasi PNBP secara keseluruhan. Per April 2020, PNBP tercatat terealisasi sebesar Rp114,5 triliun atau tumbuh 21,7 persen yoy.
Baca Juga
Padahal, banyak jenis PNBP lain yang terkontraksi seperti PNBP SDA Migas terkontraksi sebesar 3,78 persen yoy dan PNBP SDA Nonmigas sebesar 20,15 persen yoy.
Kontraksi PNBP Migas tidak terlepas dari turunnya rata rata harga ICP dan depresiasi nilai tukar, sedangkan PNBP Nonmigas terkontraksi karena anjloknya harga batu bara acuan (HBA) dan turunnya volume penjualan batu bara.