Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Industri Minyak Nabati (Gimni) menyatakan serapan minyak goreng curah kemasan sederhana sepanjang 2020 tidak akan mencapai target yang telah ditetapkan pada awal tahun.
Direktur Eksekutif Gimni Sahat Sinaga mengatakan pada awal 2020 pihaknya menargetkan serapan minyak goreng curah kemasan dapat mencapai 810.000 Kiloton hingga akhir tahun. Namun demikian, Sahat pesimistis bahwa realisasi akhir tahun dapat mencapai target.
"Kamu tahu [karakter] pedagang lah: mana yang laku, itu yang dia juga. Jadi, kalau di pasar tradisional melihat [minyak goreng curah] kemasan 1 liter harganya 15 persen di atas minyak goreng curah biasa, ya dia [pedagang dan konsumen] beli minyak curah," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Oleh karena itu, Sahat meminta agar seluruh pemasok minyak goreng curah kemasan sederhana untuk menggunakan merek dagang Minyak Kemendag. Menurutnya, hal tersebut akan meningkatkan tingkat serapan minyak goreng curah kemasan sederhana di pasaran.
Pasalnya, lanjutnya, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada merek dagang Minyak Kemendag telah ditanggung pemerintah seluruhnya. Dengan kata lain, harga Minyak Kemendag dengan minyak goreng curah biasa hampir sama.
"PPN-nya menjadi 'Rp0'. Jadi, harga minyak goreng curah dan kemasan sama. Orang pasti lebih senang kemasan dong. Minyak goreng curah itu [harganya] Rp9.000, karena ada PPN 10 persen jadi Rp9.900. Kemasan juga begitu harganya," jelasnya.
Baca Juga
Namun demikian, Sahat menyampaikan imbauannya tidak pernah diguris oleh pemasok minyak goreng curah kemasan sederhana. Sahat berujar para pemasok mengeluhkan birokrasi yang panjang untuk menggunakan merek dagang tersebut.
Sahat menilai peningkatan jumlah produsen dengan merek dagang Minyak Kemendag justru akan meringankan beban BPJS Kesehatan. Pasalnya, ujarnya, dengan minyak goreng yang bersih dapat mengurangi penyakit yang selama ini terjadi karena minyak goreng yang kotor.
Sahat menambahkan target serapan di kuartal I/2020 hanya terpenuhi 67,39 persen dari target atau sebanyak 155.000 Kiloton. Adapun, Sahat meramalkan serapan pada kuartal II/2020 akan lebih rendah lagi atau di sekitar posisi 128.000 Kiloton.
Sahat berujar pihaknya kini meramalkan serapan minyak goreng curah kemasan sederhana di pasaran hanya akan tercapai 64,81 persen dari target awal tahun atau sekitar 525.000 Kiloton.