Bisnis.com, JAKARTA - Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Republik Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 ini akan terkontraksi -1 persen (yoy).
Peneliti Ekonomi Senior IKS Eric Alexander Sugandi mengatakan hal ini dilatarbelakangi oleh pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 yang hanya mencapai 2,9 persen (year on year/yoy), jauh dari konsensus ekonom sebesar 4 persen (yoy) dan IKS pada 4,6 persen (yoy).
Untuk setahun penuh, IKS sendiri sebelumnya memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi masih bisa mencapai 2,5 persen (yoy).
IKS memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 bakal mengalami kontrasi hingga -3,7 persen (yoy) terutama karena lemahnya konsumsi rumah tangga dan berkurangnya aktivitas produksi akibat Covid-19.
Proyeksi inflasi secara tahunan pun juga direvisi setelah inflasi pada April 2020 tercatat hanya 0,08 persen (mtm) dan 2,67 persen (yoy).
"Berkurangnya tekanan inflasi dari sisi permintaan akibat melemahnya daya beli masyarakat dan musim panen padi di berbagai daerah berkontribusi pada rendahnya inflasi pada April 2020," kata Eric dalam keterangan resminya, Senin (11/4/2020).
Baca Juga
Dengan angkan inflasi terkini tersebut, inflasi hingga akhir taun 2020 diperkirakan hanya sebesar 3 persen (yoy), jauh lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 3,4 persen (yoy).