Bisnis.com, JAKARTA—Tertundanya masa panen pangan nasional dari Maret menjadi Mei 2016 dinilai sebagai pemicu utama kenaikan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2016 mencapai level lebih dari 5%.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengapresiasi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini yang melaju hingga ke level 5,18% (Year on Year/YoY). Padahal periode sebelumnya tak mampu menyentuh angka 5%.
“Tentu di samping ekonomi bergerak salah satunya karena waktu panen yang mundur dari Maret ke Mei,”katanya di Kantor Wakil Presiden, Jumat(5/8/2016).
Perubahan musim panen tersebut, menurut dia, tentu menambah produktivitas sektor pertanian nasional pada kuartal kedua. Tak hanya produksi, indikator konsumsi nasional juga otomatis mengalami peningkatan signifikan.
Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal II/2016 mencapai 5,18% (Year on Year/YoY) atau lebih tinggi dari laju pertumbuhan ekonomi kuartal I/2016 yang hanya 4,92%.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 4,66%, level periode saat ini juga lebih tinggi. Adapun, kontribusi terbesar dalam total PDB berasal dari industri pengolahan sebesar 20,48%. Selanjutnya, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan 14,32%.
Pertumbuhan berdasarkan kuartalan tertinggi berasal dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang mencapai 11,9%. Disusul pertumbuhan ekonomi jasa pendidikan 6,36% dan perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor 3,84%.
Sementara itu, pertumbuhan tahunan terjadi pada sektor jasa keuangan dan asuransi yakni mencapai 13,5%.