Bisnis.com, JAKARTA -- Harga gabah mulai naik pada Mei setelah turun tiga bulan berturut-turut seiring akhir musim panen.
Badan Pusat Statistik mencatat harga gabah kering panen (GKP) di petani melesat 7,8% dari bulan sebelumnya menjadi Rp4.428 per kg, sedangkan di penggilingan naik 7,7% menjadi Rp4.509 per kg.
Sementara itu, kenaikan harga gabah kering giling (GKG) masih terbatas, yakni 0,9% menjadi Rp4.885 di tingkat petani dan 1,1% menjadi Rp4.975 di tingkat penggilingan.
BPS mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai gejala kenaikan harga gabah meskipun beras masih deflasi. Harga beras medium di tingkat penggilingan turun 0,9% menjadi Rp8.520 per kg.
"Ini warning. Juni kalau tidak dipantau harganya [harga gabah], akan berdampak ke harga beras bulan berikutnya," ujar Kepala BPS Suryamin, Senin (1/6/2015).
Dia menuturkan selama ini dampak kenaikan harga gabah kerap menyusul, yang tecermin pada harga beras. Jika harga gabah naik, maka harga beras akan naik pada bulan-bulan berikutnya.
"Kalau sekarang harga beras masih turun, itu adalah dampak pembelian gabah sebelumnya. Ada lag time," kata Suryamin.
Sebelumnya, sepanjang Februari-April, harga gabah secara bulanan turun, baik di tingkat petani maupun penggilingan, yang diikuti oleh penurunan harga beras.