Bisnis.com, JAKARTA - Konsumsi rumah tangga berpotensi anjlok hingga mendekati 0 persen pada tahun ini jika pandemi Covid-19 terus meluas.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah masih melihat skenario baseline atau skenario buruk di mana ekonomi masih akan tumbuh 2,3 persen. Namun, jika skenario terburuk yang terjadi, maka konsumsi tahun ini mendekati 0 persen.
"Kalau di 2,3 persen itu artinya konsumsi masih tumbuh positif. Kalau sampai di -0,5 persen barangkali konsumsi sebagian mengalami pertumbuhan nyaris 0 persen secara over all," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Jumat (9/5/2020).
Mantan pejabat Bank Dunia tersebut berharap pandemi ini dapat pulih pada kuartal kedua dan keempat. Jika kondisi PSBB masih meluas pada kuartal II/2020, dia melihat konsumsi kemungkinan akan merosot.
"Kita berharap di kuartal ketiga dan keempat bisa agak sedikit pulih," tegasnya.
Pada kuartal kedua tahun ini, dia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan memburuk seiring dengan penerapan PSBB yang lebih masif dan luas pada April dan Mei 2020.
"Sehingga belanja household akan mengalami penurunan yang signifikan," kata Sri Mulyani. Salah satu pemicu penurunan pertumbuhan tersebut adalah belanja jasa transportasi yang turun tajam.
Baca Juga
Jika dirinci secara jenis barang, Sri Mulyani melihat barang consumer goods dan produk makanan masih mengalami pertumbuhan hingga saat ini. Selain itu, belanja di bidang kesehatan juga masih positif.
Adapun, barang durable goods, seperti pakaian dan alas kaki mengalami penurunan yang signifikan.
"Nanti kita lihat keseimbangannya antara yang mengalami penurunan dan kenaikan."
Sebelumnya, konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2020 mengalami perlambatan yang cukup dalam hingga 2,84 persen dari rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5 persen.