Bisnis.com, JAKARTA - Tenant (penyewa lapak) sejumlah mal minta dibebaskan dari biaya sewa selama aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Handaka Santosa selaku Managing Director SOGO Departement Store mengungkapkan selama wabah Corona, penjualannya menurun hingga 90%. Dia meminta dibebaskan dari biaya sewa mulai bulan Maret-Juni 2020.
Dia mengaku tidak akan mengambil keuntungan dari situasi Pandemi Corona itu agar dibebaskan dari biaya sewa. Namun, menurut Handaka, pihaknya sudah siap membayar sewa seperti biasanya jika situasi sudah membaik.
"Sebagai business partner, kami tidak mencoba mengambil keuntungan dari situasi ini. Namun bila bisnis sudah kembali normal, maka kami pasti membayar biaya rental seperti biasa,” tuturnya dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (11/5/2020).
Hal senada juga disampaikan Harianto Hamid Head of Store Development Ace Hardware Bandung yang tidak hanya meminta pembebasan sewa ataupun revenue sharing, tetapi juga biaya service charge sejak April-Juni 2020 dan diperpanjang hingga situasi kondusif.
Seperti diketahui, pada tahun 2019, Ace Hardware mampu meraih laba bersih Rp1,03 triliun, naik 6,79 persen dari tahun sebelumnya. Tak hanya itu, dalam laporan keuangan yang diumumkan pada akhir April 2020 kemarin, Ace juga memiliki kas dan setara kas sebesar Rp1,25 triliun pada akhir periode 2019.
"Penurunan traffic yang cukup signifikan pada mall atau pusat perbelanjaan, berdampak pada menurunnya omzet penjualan di toko-toko,” kata Harianto.
Sementara itu, Ratih D. Gianda, VP Investor Relations & Corporate Communications MAP Group mengatakan bahwa pandemi virus corona atau covid-19 telah mempengaruhi pencapaian 2020 dan berdampak langsung pada bisnisnya.
Dalam pengumumannya ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pertengahan April 2020, perusahaan ritel gaya hidup itu pada tahun 2019 memperoleh laba bersih sebesar Rp1,2 triliun, tumbuh 43 persen dibanding tahun sebelumnya. Laba itu diperoleh dari pendapatan bersih perusahaan yang sebesar Rp 21,6 triliun atau naik 14 persen dari tahun sebelumnya.
"Namun kami tengah mengambil langkah-langkah yang nyata untuk meminimalisir dampak dan rintangan yang terjadi pada bisnis MAP. Dengan melanjutkan arah kelangsungan usaha menuju kondisi normal yang baru, yang disebabkan oleh wabah ini, kami dengan ketat mengendalikan biaya,” ujarnya.