Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendorong para promotor event memiliki standar operasi prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan event untuk mempersiapkan gelaran acara di kondisi new normal maupun pascapandemi Covid-19.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani Mustafa mengatakan pentingnya penyiapan SOP baru bagi promotor event sejak saat ini untuk mengantisipasi permintaan penyelenggaraan acara dalam kondisi new normal.
“Industri event merupakan industri yang paling terdampak dibandingkan industri lain karena sifatnya yang mengumpulkan banyak orang. Pascapandemi atau memasuki masa new normal, SOP baru dalam dunia event harus dirumuskan dan diterapkan, khususnya hal tentang kesehatan dan higienitas,” ujarnya dalam siaran pers, Sabtu (9/5/2020).
Dia menjelaskan, pada 2021 ketika diproyeksikan pandemi berakhir, semua berharap agar para promotor dapat mendatangkan event internasional dan mempromosikan event di dalam negeri untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung.
Namun, SOP baru dalam dunia event tersebut harus dirumuskan dan diterapkan khususnya terkait pola menjaga kesehatan dan higienitas. Dia mencontohkan Singapura yang akan menerapkan SOP baru dalam hal penyelenggaraan event mereka dengan mengurangi jumlah pengunjung sebanyak 50 persen dari total kapasitas venue.
“Saat ini Singapura memberlakukan kampanye ‘SG Clean’ sebagai komitmen nyata pemerintah dan warganya untuk menjaga kebersihan destinasi wisata dan tempat umumnya. Tidak ada salahnya bila kita mengadopsi dan mengadaptasi apa yang dilakukan Singapura dalam menjalankan SOP dengan baik,” katanya.
Baca Juga
Kemenparekraf, lanjutnya, juga mendorong promotor untuk bersama-sama membuat Roadmap Event 2021 – 2024 di Indonesia. Selain itu juga membuat daftar event internasional yang berpotensi untuk diselenggarakan di Indonesia. Diharapkan market event tersebut adalah pasar internasional atau paling tidak Asia Tenggara.
“Agar jalannya event dengan market yang sama tidak bersamaan, termasuk di dalamya adalah penjadwalan, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan seterusnya. Pada kuartal 4 diharapkan baru akan dimulai semua kampanye terkait dengan kesiapan industri event menghadapi new normal sehingga masyarakat tertarik,” ucap Rizki.