Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha pusat perbelanjaan memastikan telah memberi relaksasi ke penyewa menyusul tutupnya sebagian operasional mal sebagai bentuk pencegahan virus corona jenis baru atau Covid-19.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan bahwa pemberian relaksasi itu tergantung dari skala usaha, kemampuan, jenis dan konsep kerja sama dengan penyewa.
"Saat ini hampir semua pusat perbelanjaan sudah menunda sementara biaya sewa untuk menolong cashflow para penyewa karena penjualan berkurang sangat drastis," katanya pada Bisnis.com, Rabu (6/5/2020).
Dia menambahkan penutupan sebagian operasional mal yang berdampak bagi penyewa sudah berlangsung satu bulan lebih. Meskipun, masih ada penyewa yang dikecualikan seperti farmasi maupun swalayan, akan tetapi dia menyebut bahwa kerugian tak bisa terhindarkan.
Hanya saja, Alphon mengatakan bahwa kerugian belum bisa dihitung secara pasti karena pusat perbelanjaan masih melakukan pembicaraan dengan semua penyewa. Beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan antara pusat perbelanjaan dengan penyewa adalah masalah waktu lantaran tidak ada yang bisa memastikan kapan wabah Covid-19 mereda.
"Hal ini menjadi sangat penting karena akan sangat mempengaruhi perhitungan-perhitungan atas insentif ataupun kebijaksanaan yang akan disepakati oleh pusat perbelanjaan dan penyewa [ke depannya]," kata dia.
Baca Juga
Dia juga mengatakan bahwa tiap-tiap pusat perbelanjaan dan penyewa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan memiliki konsep perjanjian kerja sama yang tidak sama satu sama lain.
Dengan demikian, lanjutnya, kebijakan yang akan diputuskan soal relaksasi ke depannya juga tidak bisa sama atau seragam untuk semua pusat perbelanjaan dan penyewa.
"Namun, pusat perbelanjaan dipastikan telah memperhatikan kesulitan penyewa dan dipastikan juga sudah mempertimbangkan berbagai kebijakan. Memang masih harus terus ditinjau karena tidak ada kepastian kapan kondisi sulit ini akan berakhir," ujarnya.