Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Genjot Perekonomian, Bank Sentral Malaysia Pangkas Bunga Acuan Besar-besaran

Bank sentral Malaysia memangkas suku bunga acuan secara besar-besaran seiring dengan upaya negara ini untuk mendorong kembali perekonomian di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Suasana jalan kosong di Jalan Bulatan Kampung Pandan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/3/2020). Sejumlah jalan raya di Malaysia menjadi sepi setelah pemerintah mengumumkan lockdown nasional selama dua minggu. Bloomberg/Samsul Said
Suasana jalan kosong di Jalan Bulatan Kampung Pandan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (18/3/2020). Sejumlah jalan raya di Malaysia menjadi sepi setelah pemerintah mengumumkan lockdown nasional selama dua minggu. Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Malaysia memangkas suku bunga acuan secara besar-besaran seiring dengan upaya negara ini untuk mendorong kembali perekonomian di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Dalam pernyataannya, Bank Negara Malaysia (BNM) memutuskan untuk memangkas suku bunga overnight sebesar 50 basis poin menjadi 2 persen, penurunan terbesar sejak awal 2009.

“Kondisi ekonomi akan sangat menantang pada paruh pertama tahun ini. Aktivitas ekonomi diproyeksikan akan meningkat secara bertahap seiring dengan berkurangnya pembatasan,” jelas BNM.

Keputusan ini sejalan dengan prediksi 14 dari 20 ekonom dalam survei Bloomberg. Adapun lima ekonom memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dan satu lainnya tidak memperkirakan adanya perubahan.

Keputusan itu diambil ketika Malaysia bergabung dengan negara lain di Asia seperti India, Singapura, dan Vietnam untuk melonggarkan pembatasan mobilitas demi menghidupkan kembali ekonomi yang terpukul oleh virus corona.

Sejumlah wilayah, termasuk Selangor, yang berbatasan dengan ibu kota Kuala Lumpur, masih menutup sebagian besar aktivitas bisnis seiring dengan terus bertambahnya jumlah kasus baru terinfeksi corona di negara ini.

Langkah lockdown di Malaysia sendiri diperkirakan telah menelan biaya senilai sekitar 63 miliar ringgit (US$14,6 miliar), menurut Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, dan akan berakhir sepenuhnya pada 12 Mei.

“Pandangan bank sentral tentang ekonomi tetap suram karena Covid-19, sedangkan lockdown terus menekan permintaan dan aktivitas perekonomian,” tutur Maximillian Lin, ahli strategi emerging market di NatWest Markets, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (5/5/2020).

“Setelah jatuhnya harga minyak pada bulan April, Malaysia kini harus bergulat dengan prospek ekspor komoditas yang lebih lesu selain dampak langkah-langkah social distancing di dalam negeri. Ada kemungkinan besar pemotongan [suku bunga] lebih lanjut oleh BNM,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper