Bisnis.com, JAKARTA – PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) tengah berupaya memperbaiki internal perusahaannya agar segera layak menjadi bagian dari emiten yang melantai di bursa saham.
Selain itu, mega hub pun tengah dikerjakan guna mengakomodasi permintaan pengiriman yang terus menanjak.
Direktur Utama JNE Mohamad Feriadi bercerita mengenai sejumlah rencana dan mimpinya untuk bisnis jasa pengiriman ekspres yang memang sudah memiliki nama tersebut. Mulai dari pembangunan megahub di daerah Cengkareng, Banten hingga keinginan melantai di bursa saham.
"Sempat ada rencana JNE go public, ini masih jadi pilihan, tapi kami harus melihat realitas, timing, apakah ini tepat JNE masuk bursa. kita paling penting saat ini bagaimana memperluas jaringan memperbaiki sistem dan teknologi, serta meingkatkan pelayanan," ujarnya, Kamis (30/4/2020).
Dia menyebut masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum dapat melantai di bursa. Pihaknya harus membangun fondasi bisnis yang kuat sehingga fundamental perusahaanya dapat bersaing dengan berbagai usaha yang sudah lebih dahulu turun ke bursa.
Feriadi belum tegas menyebut waktu pelaksanaan mimpi ini. Namun, pihaknya terus berupaya agar masa depan perusahaannya di industri logistik dapat menjadi lebih baik.
Pasalnya, bisnis jasa pengiriman ekspres masih sangat menarik jika dibandingkan dengan jenis jasa logistik lainnya.
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) menyebut pertumbuhan tahunan industri ini ada di kisaran 10 persen hingga 15 persen, bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rerata tumbuh di angka 5 persen.
Sebelum dapat mencapai mimpinya tersebut, Feriadi menyatakan masih ada rencana-rencana besar seperti pembangunan magahub di wilayah Cengkareng untuk memenuhi permintaan pengiriman ekspres.
Gudang yang terintegrasi hub pengiriman ini diharapkan mampu mendongkrak kinerja pengiriman yang sudah mencapai 1 juta paket per hari.
"Salah satunya kami siapkan fasilitas megahub untuk bisa menangkap kesempatan ke depan, karena bisnis pengiriman ekspres ini memiliki peluang besar," katanya.
Selain itu, ada mimpi pula untuk memiliki pesawat tersendiri untuk mengakomodasi aktivitas kargo udaranya. Hal ini menjadi penting, mengingat pengiriman ekspres sangat mengandalkan moda udara karena waktu yang lebih cepat apalagi pengiriman dilakukan antarpulau.
Dia melihat, peneterasi masyarakat terhadap aktivitas belanja online masih kecil dari potensinya. Walau marak, tapi bukan tidak mungkin masa depan kebiasaan belanja akan berpindah dengan mayoritas secara online dan mengandalkan jasa pengiriman.
"Apalagi orang mulai terbiasa online, cukup jalan-jalan digital mall lihat apa yang dicari cek di sana. Ini bisa jadi hal baru pasca Covid-19 ini, ada banyak hal baru yang kami mesti bersiap-siap," ujarnya.