Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri farmasi khawatir kemungkinan terjadinya kenaikan harga obat mengingat dampak pandemi Covid-19 telah memengaruhi harga bahan baku dan biaya angkut.
Ketua Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi Tirto Kusnadi mengatakan saat ini bahan baku obat (BBO) sudah naik 30-300 persen. Belum lagi biaya angkut juga telah melunjak 3-5 kali lipat dari kondisi normal.
"Ongkos angkut naik tidak ketulungan karena pernerbangan sudah banyak yang dilarang tentu akan menjadikan harga obat naik," katanya dalam rapat virtual dengan Komisi VI, Senin (27/4/2020).
Baca Juga
Direktur Eksekutif GP Farmasi Dorojatun Sanusi menambahkan terkait BBO sebenarnya saat ini ada 7-9 industri yang sedang melakukan produksi awal untuk produksi 15 jenis untuk menggantikan impor. Dengan demikian, diharapkan akan menekan harga obat hingga 20 persen ke depan.
Sayangnya, menurut Dorojatun hingga saat ini industri farmasi masih dihadapkan pekerjaan rumah tentang implementasi Inpres Nomor 6/2016 tentang percepatan pengembangan industri farmasi dan alkes untuk kemandirian dan daya saing.
"Regulasi yang ada sejak 2016 jadi sekarang sudah sekitar empat tahun tetapi masih belum terdorong signifikan, padahal kami sangat berharap pada TKDN ini agar agar investor yang masuk merasa yakin produknya digunakan," ujar Dorojatun.