Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dikabarkan menggunakan jasa kapal-kapal tanker untuk menyimpan bahan bakar olahan di laut, seiring dengan upayanya mengambil keuntungan dari kejatuhan harga produk-produk minyak seperti bensin.
Menurut sumber Bloomberg, PT Pertamina untuk sementara telah mencarter setidaknya tiga tanker guna menyimpan bahan bakar bersih.
Langkah ini dilakukan setelah Indonesia, salah satu importir bahan bakar terbesar di Asia, menimbang manfaat mengolah minyak mentahnya sendiri ataupun membeli bahan bakar dari luar negeri, yang menjadi lebih hemat biaya di tengah kelebihan suplai.
Menurut sumber yang identitasnya tidak diidentifikasikan tersebut, kapal-kapal tanker itu dipesan sejak akhir April dan awal Mei untuk periode minimum selama enam bulan dengan opsi tambahan untuk digunakan sebagai fasilitas floating storage di dekat Singapura atau Sungai Linggi di Malaysia.
Sebelumnya, Pertamina dikabarkan telah bernegosiasi dengan para pemasoknya untuk menunda pengiriman yang tiba pada bulan April ketika permintaan menurun.
“Pertamina tampaknya telah beralih ke strategi baru, agak cepat, dan kini mengambil keuntungan dari kondisi harga yang rendah untuk menyimpan produk-produk ketimbang memproduksinya,” ujar Grayson Lim, analis pasar minyak senior di FGE.
Baca Juga
Perusahaan konsultan energi itu memperkirakan kehilangan permintaan untuk produk-produk minyak di Indonesia akan mencapai rata-rata 430.000 barel per hari pada kuartal berjalan akibat dampak penyakit virus corona (Covid-19).
Kapasitas penyimpanan minyak dan bahan bakar di seluruh dunia sedang ditingkatkan karena virus corona menurunkan konsumsi. Sementara itu, tangki-tangki di pusat-pusat minyak seperti Cushing di AS, Singapura, dan Teluk Saldanha Afrika Selatan, dipenuhi.
Melalui pesan singkatnya, VP Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan perusahaan berencana untuk menambah penyimpanan eksternal ketika kapasitas internalnya terisi, tetapi belum tahu berapa banyak kapal yang akan dibutuhkan.
“Perusahaan juga telah memulai maintenance awal di kilang Sungai Pakning dan Balikpapan serta secara bertahap akan mengurangi operasi di kilang Plaju,” ungkap Fajriyah.
Sementara itu, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Selasa (21/4/2020), Direktur Utama Nicke Widyawati mengatakan Pertamina akan memangkas volume minyak mentah yang diprosesnya sebesar 43 persen pada Mei.
Perusahaan, papar Nicke, berencana untuk menggunakan penyimpanan yang dimiliki oleh pemerintah seiring dengan upayanya untuk mengimpor lebih banyak minyak, dan memiliki cadangan bahan bakar yang dapat bertahan selama 35-91 hari.