Bisnis.com, JAKARTA – Di Singapura, properti masih dianggap menjadi aset investasi yang kuat menghadapi ketidakpastian ekonomi. Hal ini tecermin dari penjualan properti residensial yang bertumbuh 20 persen pada kuartal I/2020.
Berdasarkan riset Huttons Asia, pengembang di Negeri Singa tercatat berhasil menjual 620 unit hunian pada Januari 2020, naik 15,2 persen dari Desember 2019 dan naik 43,2 persen dari setahun sebelumnya.
Laporan Huttons Asia menyebutkan penjualan pada Januari merupakan penjualan bulanan tertinggi selama 6 tahun dan bahkan bisa lebih tinggi jika tidak berbenturan dengan perayaan Tahun Baru Imlek dan keterbatasan pasok baru.
Dari 620 unit tersebut, 598 unit di antaranya diluncurkan pada Januari yang beberapa di antaranya berlokasi di Core Central Region, yakni The Avenir, Leedon Green, dan Van Holland.
Pada Februari, pengembang Singapura meluncurkan 933 unit baru, naik 57,4 persen dari bulan sebelumnya dan 114,5 persen dari tahun sebelumnya. Gedung The M di kawasan Bugis terjual sekitar 70 persen dari peluncuran tersebut.
Namun, volume penjualan hunian menukik 32,2 persen pada Maret dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan turun 37,4 persen dari 2019, disusul dengan adanya peluncuran 578 unit hunian.
Baca Juga
“Ini bulan ke enam penjualan bulanan hunian di Singapura melebihi jumlah yang diluncurkan,” ungkap Sze-Teck Lee, Director dan Head of Research Huttons Asia, dilansir Bloomberg, Senin (20/4/2020).
Selanjutnya, pada pasar sekunder, volume transaksi pada kuartal I/2020 mengalami penurunan 20 persen dibandingkan dengan pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, harganya juga mengalami penurunan hingga 1,2 persen.
“Melihat kondisi perekonomian dan pekerjaan yang mulai memburuk pada kuartal I/2020, para penjual properti siap huni di pasaran dan segmen rumah tapak bersedia melepas huniannya dengan keuntungan kecil,” lanjut Lee.
Sementara itu, Huttons Asia juga mencatat bahwa pembelian properti dari warga negara asing, baik yang baru maupun seken, mengalami penurunan 1 persen karena adanya pembatasan perjalanan dan kunjungan dari beberapa negara.
“Menurut kami, aturan terkait dengan pembelian hunian oleh warga asing di Singapura tidak memberikan dampak yang signifikan di pasaran,” kata Lee.
Dengan pemerintah Singapura yang masih menerapkan aturan circuit breaker, Huttons Asia memproyeksikan pasar properti Singapura pada kuartal II/2020 masih akan terkena dampak dari wabah Covid-19.
“Jangka waktu terdampaknya akan terlihat dari seberapa lama aturan circuit breaker ini diterapkan dan seberapa lama waktu yang dibutuhkan oleh aktivitas perekonomian Singapura untuk kembali bangkit,” lanjut Lee.