Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Sektor Konstruksi Triwulan II Diprediksi Melambat

Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) memprediksi realisasi investasi di sektor konstruksi pada triwulan II/2020 melambat karena terdampak Covid-19.
Pekerja beraktifitas di proyek LRT Jabodetabek di Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) belum berencana melakukan moratorium atau menghentikan sementara pekerjaan proyek konstruksi yang padat karya meski jumlah kasus virus corona atau Covid-19 terus meningkat. PUPR masih menyusun protokol khusus proyek konstruksi dan akan segera diterbitkan. Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktifitas di proyek LRT Jabodetabek di Jakarta, Rabu (18/3/2020). Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) belum berencana melakukan moratorium atau menghentikan sementara pekerjaan proyek konstruksi yang padat karya meski jumlah kasus virus corona atau Covid-19 terus meningkat. PUPR masih menyusun protokol khusus proyek konstruksi dan akan segera diterbitkan. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) memprediksi realisasi investasi di sektor konstruksi pada triwulan II/2020 melambat karena terdampak Covid-19.

Sebagai informasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan sektor konstruksi menempati posisi kedua penyumbang tertinggi untuk realisasi investasi PMDN dengan Rp14,1 triliun.

Sekjen AKI Joseph Pangalila mengatakan sektor konstruksi kemungkinan menyumbang dari proyek-proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seperti pelabuhan laut dan udara. Namun, untuk periode triwulan II/2020 atau April-Juni, pihaknya memprediksi akan ada perlambatan.

"Perkiraan saya semua sektor pembangunan akan slow down di triwulan kedua karena Covid karena harus ikut protokol Covid-19, sehingga jumlah yang bekerja juga berkurang, produktivitas juga berkurang, supply chain juga terhambat," jelasnya kepada Bisnis, Senin (20/4/2020).

Pakar Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan di tengah kondisi pandemi Covid-19, sektor PMA memang tertekan karena masing-masing negara dalam posisi menunggu terutama untuk impor bahan baku sehingga pasokan juga terhenti.

Lebih lanjut, untuk PMDN di sektor konstruksi perlu ada insentif dalam konteks sisi kebutuhan seperti pinjaman dan bantuan program. "Jadi PMDN juga harus didukung dengan sektor finansial, kebijakan di aspek finansial untuk dukung peningkatan di daya beli, dari penanaman investasi kita dukung, tapi dari sisi fiskal dan finansial harus memback-up kondisi yang kondusif ke depannya," katanya.

Dia mengatakan setelah berlalunya Covid-19, diperlukan sektor untuk menggerakan pemulihan dari sisi investasi seperti pariwisata. "Mudah-mudahan ketika pariwisata berkembang, berdampak pada infrastruktur dan perhubungan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Agne Yasa
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper