Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai penjajakan minat pasar untuk proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Karian-Serpong.
SPAM Karian-Serpong nantinya akan melayani tiga area yaitu DKI Jakarta dengan kapasitas 3.400 liter per detik, Tangerang sebesar 750 liter per detik, dan Tangerang Selatan sebesar 650 liter per detik.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan proyek SPAM Karian-Serpong memiliki dampak besar selain penyediaan air minum.
“Ini bagian dari environmental remediation, bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) mencegah penurunan tanah di Jakarta,” paparnya dalam Market Sounding, Jumat (17/4/2020).
Basuki menambahkan jika nantinya proyek selesai maka penggunaan air tanah dapat dihentikan. Jika setelah itu indikasi penurunan air tanah berhenti, maka kebijakan terkait NCICD atau tanggul raksasa di DKI Jakarta bisa dilakukan peninjauan ulang.
Selama ini, pasokan air hanya berasal dari Waduk Jatiluhur sehingga penggunaan air tanah masih dibutuhkan di area Jakarta.
Baca Juga
“Kalau ini sudah jadi, baru bisa setop air tanah, kalau berhenti penurunan, tidak perlu lagi NCICD. Ini proyek yang besar, dampaknya mempengaruhi pengambilan keputusan yang lebih besar lagi,” jelasnya.
Sebagai informasi, proyek Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Karian-Serpong merupakan prakarsa badan usaha dengan pemrakarsa yaitu K-Water, LG International, PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Proyek ini membutuhkan biaya investasi sebesar Rp2,21 triliun dengan masa kontrak 33 tahun. Adapun pengembalian investasi dilakukan lewat mekanisme tarif air.