Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung (JTB) menyelesaikan tahap proses operasi heavy lifting pemasangan Selexol Regenerator.
Peristiwa ini merupakan tahapan penting dalam pengembangan Lapangan Unitisasi JTB, mengingat Selexol Regenerator ini merupakan critical equipment yang ukurannya besar, dengan berat total 208 ton dan tinggi 66 meter.
Selexol Regenerator ini berfungsi untuk memurnikan gas JTB dengan cara memisahkan komponen gas asam seperti hidrogen sulfida dan karbondioksida. Proses pemasangan pengangkatan dan pemasangan melibatkan dua buah crane, dengan kapasitas 1.350 ton dan 350 ton.
Jamsaton Nababan, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu mengatakan capaian ini terjadi di tengah merebaknya pandemi virus corona, dengan segala kebijakan-kebijakan pencegahan penyebaran virus.
“Tidak mudah memang membawa peralatan yang besar seperti Selexol Regenerator ini, tapi dengan koordinasi yang baik dan terencana, kami percaya bisa melalui semua ini tanpa kendala,” katanya, dalam keterangan tertulis, Jumat (17/4/2020).
PEPC selalu berpegangan pada perilaku aman atau Safety Behaviour dengan menjalankan amanat HSE Golden Rules Pertamina Korporat secara konsisten yaitu Patuh, Intervensi dan Peduli.
Baca Juga
Sebelumnya, PT Pertamina EP Cepu menargetkan pengeboran sumuran ke empat proyek pengembangan gas lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) rampung tahun ini.
VP Legal & Relations Pertamina EP Cepu Whisnu Bahriansyah menjelaskan pada saat ini, seluruh rangkaian drilling campaign di JTB telah menyelesaikan 3 sumur, sehingga diharapkan selesai pada akhir 2020.
"Diharapkan selesai pada akhir 2020 serta siap mengalirkan gas ke Gas Processing Facility pada kuartal I/2021," katanya, Kamis (9/4/2020).
Drilling campaign JTB dimulai pada 17 September 2019 dengan menggunakan rig milik PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), yang memiliki teknologi walking rig.
Dengan teknologi tersebut, rig dapat bergeser dari satu sumur ke sumur lain tanpa harus direbahkan sehingga mengurangi durasi pengeboran.
Pekerjaan pengeboran meliputi 5 sumur baru dan 1 sumur existing untuk menghasilkan produksi raw gas sebesar 315 MMSCFD. Pekerjaan melibatkan 42 kontraktor dalam negeri.
Adapun, proyek pengembangan gas lapangan Unitisasi JTB mencakup beberapa lingkup pekerjaan, seperti pengeboran empat sumur, pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km, pembangunan gas processing facility (GPF) yang telah mencapai 56,42 persen.
Selain itu, dalam proyek tersebut terdapat pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan fasilitas produksi Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas, serta pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah, dan perumahan.
Produksi sales gas yang akan dihasilkan oleh proyek JTB sebesar 192 MMscfd yang nantinya akan dialirkan melalui pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (Tcf), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur.