Bisnis.com, JAKARTA - Petani bawang putih meminta importir lebih memilih untuk membeli hasil panen mereka dibandingkan dengan harus mendatangkan dari negara lain, yang berisiko menurunkan harga di pasaran.
Bupati Temanggung M. Al Khadziq mengatakan wilayahnya sekarang sedang panen raya bawang putih dengan luas lahan hampir 3.000 hektare. Namun, harga bawang putih di pasar justru masih anjlok.
"Petani Temanggung menjerit semuanya kesulitan menjual bawang putih dengan harga yang wajar," katanya, Jumat (17/4/2020).
Dia menambahkan dari 3.000 hektare tersebut terdiri dari beberapa kategori lahan, sebagian di antaranya dibiayai oleh APBN, milik investor (importir), dan pertanian bawang putih mandiri para petani.
Pihaknya menyebut di tengah panen raya ini harganya justru anjlok, sekarang bawang putih basah hanya Rp8.000 per kilogram, dari biasanya antara Rp12.000 hingga Rp17.000 per kilogram.
Khadziq telah menyampaikan Menteri Pertanian, pada Kamis (16/4/2020), saat berkunjung ke Temanggung dan memerintahkan para importir bawang untuk membeli bawang putih petani. Pemkab Temanggung akan berkoordinasi dengan Dirjen Hortikultura Kementan guna mendata semua hasil panen petani dan menyampaikannya kepada kementerian dan nanti untuk dibeli para importir.
Baca Juga
"Semoga skema ini bisa berjalan dengan baik, nanti investor betul-betul turun ke Temanggung membeli bawang putih petani sehingga harganya bisa bertambah bagus," katanya.
Menurut dia kalau importir tidak ikut membeli bawang putih petani dikhawatirkan nantinya terjadi permasalahan, karena sekian persen bawang putih yang kini harganya Rp8.000 per kilogram ini sebenarnya digunakan untuk pembenihan.
"Kalau petani menjualnya sebagai bawang konsumsi, dalam program APBN berikutnya bisa terancam kekurangan benih, oleh karena itu kehadiran importir sangat penting," ujarnya.