Bisnis.com, JAKARTA – Harga gula pasir dan bawang putih terpantau masih berada pada level yang tinggi. Dua komoditas ini tercatat telah mendapatkan perlakukan khusus dari pemerintah untuk diamankan pasokan dan harganya melalui kebijakan impor.
Berdasarkan laporan dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) harga rata-rata gula pasir pada Kamis (2/4/2020) berada pada level Rp17.960/kilogram. Level harga tersebut terbilang tinggi lantaran, harga normal gula pasir berada di kisaran Rp12.500-Rp13.500.
Adapun, kenaikan harga gula pasir tersebut telah terjadi sejak pekan terakhir Januari 2020,di mana harga rata-rata gula pasir bergerak menjadi Rp14.600/kg.
Pemerintah sendiri telah menerbitkan kebijakan impor untuk mengamankan pasokan dalam negeri. Kementerian Perdagangan menyebutkan volume importasi yang telah disepakati oleh pemerintah mencapai 766.000 ton.
Senada, harga bawang putih pada Kamis (2/4/2020) tercatat berada pada level Rp44.750/kg atau turun tipis dari hari sebelumnya yang mencapai Rp45.200/kg.
Pemerintah telah menerbitkan relaksasi impor bawang putih sejak 19 Maret 2020 lalu, tanpa perlu menggunakan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH). Pemerintah pun menargetkan harga bawang putih dapat kembali stabil pada level Rp20.000-Rp30.000/kg, terutama untuk persiapan menyambut Ramadan 2020.
Adapun, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada Kamis (2/4/2020) mengatakan dia telah mendapatkan laporan dari Menteri Pertanian Yasin Limpo bahwa sebagian gula yang diimpor telah masuk ke dalam negeri.
“Tadi Mentan sudah menyampaikan bahwa gula [impor] beberapa sudah masuk ke Indonesia. Dia menyampaikan minggu-minggu depan [harganya] akan dalam kondisi normal Rp12.500/kg,” katanya, Kamis (2/4/2020).
Di sisi lain, dia juga mendapatkan laporan bahwa harga bawang putih akan kembali normal pada pekan ini atau paling lambat pekan depan di level Rp20.000-Rp30.000/kg.
Untuk itu dia meminta agar distribusi logistik terutama pangan tetap lancar agar barang-barang kebutuhan pokok dapat segera tersedia di pasar.
“Saya sudah meminta kepada pemerintah daerah untuk menegur siapa saja yang memblokir jalan-jalan, agar urusan distribusi logistik ini tidak terganggu. Karena saya mendapatkan laporan dari luar daerah urusan beras ini ada yang terganggu karena jalan-jalan yang di tutup. Tolong kepala daetah diberi tahu mengenai ini,” ujarnya.