Bisnis.com, JAKARTA - Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) baik KITE pembebasan dan KITE IKM untuk mendapatkan pembebasan PPN dan PPnBM.
Dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 31/2020, tertulis bahwa fasilitas PPN dan PPnBM tidak dipungut atas perolehan barang dari tempat lain dalam daerah pabean hanya berlaku pada perusahaan KITE yang hasil produksinya 100 persen diekspor.
Lebih lanjut, perusahaan KITE pembebasan dan KITE IKM wajib melakukan eskpor atas hasil olah, rakit, dan pasang dari barang yang tidak dipungut PPN dan PPnBM nya paling lambat 12 bulan sejak dilakukan pemasukan barang.
Batas waktu ekspor dapat diberikan perpanjangan 12 bulan bila ada penundaan eskpor dari pembeli, ada pembatalan eskpor atau penggantian pembeli, atau terjadi kondisi kahar.
Perusahaan KITE wajib menyampaikan laporan realisasi ekspor paling lambat 30 hari sejak berakhirnya batas waktu ekspor dan perpanjangan waktu ekspor.
Terhadap pemasukan barang yang tidak dilakukan penyelesaian dengan cara diolah, dirakit, atau dipasang untuk diekspor, maka perusahaan KITE pembebasan dan KITE IKM tersebut wajib membayar PPN dan PPnBM yang semula tidak dipungut.
Baca Juga
Dasar pelunasan PPN dan PPnBM dari barang yang pemasukannya tidak dilakukan penyelesaian adalah sebesar harga pemasukan barang atau harga jual dalam hal penjualan dilakukan ke tempat lain dalam daerah pabean.