Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga lembaga keuangan global memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di rentang 1 persen hingga 2,5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Raker Virtual dengan Komisi XI DPR pada Senin (6/4/2020) mengatakan di tengah hantaman pandemi virus corona (covid-19), ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi atau negatif.
JP Morgan memperkirakan ekonomi global sebesar -1,1 persen pada tahun ini, sementara The Economist Intelligence Unit -2,2 persen dan IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi negatif.
"Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara besar di kawasan," kata Sri Mulyani.
World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di rentang -3,5 persen hingga 2,1 persen. Sementara itu, ADB memperkirakan di kisaran 2,5 persen.
Adapun, The Economist Intelligence Unit memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di angka 1,0 persen sepanjang tahun ini. Lembaga ini hanya memproyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota G20.
Baca Juga
Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan World Bank tumbuh di rentang -4,6 persen hingga -0,1 persen, sedangkan ADB memproyeksikan sebesar 0,5 persen.
Filipina diperkirakan World Bank pertumbuhan ekonominya di kisaran -0,5 persen hingga 3 persen, sedangkan ADB memproyeksi sebesar 2,0 persen.
Kemudian, World Bank dan ADB memprediksi pertumbuhan Vietnam masing-masing sebesar 1,5 persen hingga 4,9 persen dan 4,8 persen.
Sementara itu, Thailand diperkirakan mencatatkan kontraksi ekonomi paling dalam di wilayah Asia Tenggara dengan proyeksi World Bank sebesar -5,0 persen hingga -3,0 persen dan ADB sebesar 4,8 persen.
Sri Mulyani menambahkan Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia dan otoritas keuangan lainnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 2,3 persen.
"Dampak covid-19 paling besar pada kuartal II dan mungkin akan berlanjut pada kuartal III, serta membaik pada kuartal IV," katanya.