Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Resesi Global, Begini Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia oleh Lembaga Asing

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh lembaga keuangan global masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara lain.
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Pemandangan deretan gedung bertingkat di ibu kota terlihat dari kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (5/11/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA -- Tiga lembaga keuangan global memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada di rentang 1 persen hingga 2,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Raker Virtual dengan Komisi XI DPR pada Senin (6/4/2020) mengatakan di tengah hantaman pandemi virus corona (covid-19), ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi atau negatif.

JP Morgan memperkirakan ekonomi global sebesar -1,1 persen pada tahun ini, sementara The Economist Intelligence Unit -2,2 persen dan IMF menyatakan pertumbuhan ekonomi negatif.

"Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara besar di kawasan," kata Sri Mulyani.

World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di rentang -3,5 persen hingga 2,1 persen. Sementara itu, ADB memperkirakan di kisaran 2,5 persen.

Adapun, The Economist Intelligence Unit memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di angka 1,0 persen sepanjang tahun ini. Lembaga ini hanya memproyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota G20.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan World Bank tumbuh di rentang -4,6 persen hingga -0,1 persen, sedangkan ADB memproyeksikan sebesar 0,5 persen.

Filipina diperkirakan World Bank pertumbuhan ekonominya di kisaran -0,5 persen hingga 3 persen, sedangkan ADB memproyeksi sebesar 2,0 persen.

Kemudian, World Bank dan ADB memprediksi pertumbuhan Vietnam masing-masing sebesar 1,5 persen hingga 4,9 persen dan 4,8 persen.

Sementara itu, Thailand diperkirakan mencatatkan kontraksi ekonomi paling dalam di wilayah Asia Tenggara dengan proyeksi World Bank sebesar -5,0 persen hingga -3,0 persen dan ADB sebesar 4,8 persen.

Sri Mulyani menambahkan Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia dan otoritas keuangan lainnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 2,3 persen.

"Dampak covid-19 paling besar pada kuartal II dan mungkin akan berlanjut pada kuartal III, serta membaik pada kuartal IV," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper