Bisnis.com, JAKARTA – Wabah virus corona (COVID-19) berpotensi merugikan perekonmian global hingga US$ 4,1 triliun atau hampir 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) jika kebijakan lockdown dan pembatasan aktivitas manusia berlangsung lama.
Proyeksi tersebut dikemukakan oleh Asian Development Bank (ADB) dalam laporan terbarunya. Besarnya dampak terhadap perekonomian global tergantung pada seberapa efektif upaya negara-negara yang terdampak menekan laju penyebaran.
Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) dampak terhadap PDB global dapat ditekan menjadi sekitar US$2 triliun atau sekitar 2,3 persen jika penanggulangan wabah dapat berlangsung lebih singkat. Dalam proyeksinya, China menyumbang sekitar 36 persen dari total dampak tersebut.
“Tidak ada yang bisa mengatakan seberapa luas pandemi Covid-19 dapat menyebar, dan upaya penanganan mungkin memakan waktu lebih lama dari yang diproyeksikan saat ini,” ungkap Yasuyuki Sawada, kepala ekonom ADB, seperti dikutip Bloomberg.
"Kemungkinan gejolak keuangan yang parah dan krisis keuangan tidak dapat diabaikan," lanjutnya.
Pada 6 Maret, ADB memperkirakan virus corona dapat menimbulkan kerudian sekitar US$347 miliar pada ekonomi dunia, setara dengan 0,4 persen dari PDB global. Sejak itu, episentrum virus telah bergeser dari China ke Eropa dan AS, dengan jumlah infeksi global kini mencapai 1 juta kasus,
Baca Juga
Sawada mengatakan, proyeksi yang dirilis Jumat ini memperhitungkan dampak langsung pada pariwisata, konsumsi dan investasi. Kerugian dapat semakin dalam jika gangguan pasokan terjadi.
Dalam laporan tersebut, ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia menjadi 2,2 persen pada tahun 2020 dari proyeksi sebelumnya pada bulan September 2019 sebesar 5,5 persen, sekaligus lebih rendah dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 5,2 persen.
Negara-negara yang bergantung pada pariwisata dan komoditas termasuk Thailand menjadi yang paling dirugikan oleh pandemi ini. Jika wabah ini dapat diatasi dalam tiga hingga enam bulan, pemulihan ekonomi juga bisa lebih cepat, ungkap Sawada.