Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian PUPR Lanjutkan Pembangunan Bendungan Bendo di Ponorogo

Pembangunan Bendungan Bendo sudah 73,26 persen dan ditargetkan siap digenangi pada akhir tahun ini.
Proyek pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani
Proyek pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Saat ini, konstruksi Bendungan Bendo sudah 73,26 persen dan ditargetkan tuntas serta siap digenangi pada akhir tahun ini.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengelolaan sumber daya air dan irigasi akan terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan. Di samping itu, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.

"Bendungan Bendo memiliki kapasitas tampung 43,11 juta meter kubik yang akan dimanfaatkan untuk peningkatan layanan irigasi seluas 7.800 hektare (ha) di Kabupaten Ponorogo dan Madiun sebagai sentra pertanian Jawa Timur (Jatim)," paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (4/4/2020).

Selain sebagai layanan irigasi, manfaat lain Bendungan Bendo adalah sumber air baku domestik dan industri berkapasitas 790 liter per detik. Perinciannya, bagi Kabupaten Madiun sebesar 418 liter per detik dan untuk Ponorogo sebesar 372 liter per detik.

Bendungan ini juga bakal mereduksi debit banjir Kota Ponorogo dari 1.300 meter kubik per detik menjadi 490 meter kubik per detik dan pembangkit tenaga listrik sebesar 1,56 MW.

Bendungan setinggi 71 meter dengan tipe urugan ini membendung Sungai Keyang, yang merupakan anak sungai Bengawan Madiun (anak sungai Bengawan Solo).

Konstruksi dilakukan pada 2013-2020 (multi years contract) menggunakan APBN sebesar Rp1,032 miliar, yang dikerjakan melalui Kerja Sama Operasional (KSO) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).

Selain Bendungan Bendo, untuk mendukung ketahanan pangan, Kementerian PUPR juga membangun dua bendungan lain di Jatim yakni Bendungan Gongseng di Bojonegoro dan Bendungan Tukul di Pacitan.

Saat ini, konstruksi Bendungan Gongseng telah mencapai 76,92 persen dan ditargetkan selesai pada akhir 2020. Bendungan berkapasitas tampung 22,43 juta meter kubik itu berfungsi mengairi irigasi seluas 6.191 ha, layanan air baku 300 liter per detik, mereduksi banjir 133,27 meter kubik per detik, dan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,7 MW.

Sementara itu, konstruksi Bendungan Tukul telah mencapai 76,25 persen. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 8,68 juta meter kubik untuk menyuplai irigasi seluas 600 ha dan air baku 300 liter per detik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper