Bisnis.com, DENPASAR — Mewabahnya virus corona yang menekan industri pariwisata, membuat sejumlah hotel di Bali memutuskan mengubah konsep bisnisnya menjadi ‘kos mewah’ dengan menawarkan harga murah untuk menginap sebulan.
Berdasarkan penelusuran Bisnis,Kamis (2/4/2020) lokasi hotel yang menawarkan paket ini tersebar di Seminyak, Kuta hingga Nusa Dua.
Sementara itu, penawaran konsep ‘ngekos’ tersebut marak di dunia maya dengan harga paket mulai dari Rp2 juta hingga Rp8 juta per bulan. Namun demikian, tidak semua hotel tersebut memberikan fasilitas penuh seperti ketika menginap dengan harga normal.
Ada pihak hotel yang memasukkan layanan makan pagi dalam paket yang ditawarkan. Namun, sebagian besar tidak memasukkan layanan makan pagi. Pengunjung hanya mendapatkan fasilitas wifi, serta akses kolam renang, serta harga potongan 20 persen untuk pembelian makanan dan minuman.
Meskipun fasilitas yang diperoleh tidak penuh, harga yang harus dibayarkan tamu hotel jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membayar penuh pada periode normal. Berdasarkan penelusuran Bisnis, hotel-hotel yang menawarkan paket tersebut, menjual harga kamar termurah kisaran Rp800.000 per malam.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Nyoman Astama mengatakan, fenomena ini merupakan bentuk kreativitas manajemen hotel di Pulau Dewata menghadapi tekanan akibat wabah corona.
Baca Juga
Menurutnya, paket harga sangat murah tersebut tidak mungkin ditujukan untuk wisatawan luar Bali bahkan luar negeri. Dengan adanya kebijakan pengetatan pintu masuk, paket seperti itu akan sangat sulit menarik minat pihak luar kecuali warga di Bali.
“Kalau melihat situasi sekarang, itu target market lokal yang mau isolasi mandiri. Mungkin itu mereka berpromosi,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (2/4/2020).
Dia menegaskan paket super murah tersebut juga tidak akan cukup untuk menutupi biaya operasional perusahaan.
Astama menyatakan biaya operasional hotel kisaran 50 persen dari rata-rata pendapatan per bulan. Dengan tingkat okupansi hotel di Bali yang rata-rata di bawah 10%, maka tawaran paket tersebut diperkirakan hanya merupakan upaya pengelola untuk menjaga hotel tetap terisi.
“Itu salah satu usaha mereka memberikan sumbangsih kepada warga lokal dengan paket kreatif sehingga bagi mereka lakukan isolasi,” jelasnya.