Bisnis.com, JAKARTA – Akibat wabah virus corona, Indonesia terancam kehilangan banyak investor terutama dari luar negeri. Hal ini juga akan mempengaruhi target pertumbuhan penanaman modal asing termasuk untuk sektor properti.
Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Bidang Hubungan Luar Negeri Rusmin Lawin mengatakan bahwa perginya para investor bukan dalam bentuk pembatalan realisasi investasi, melainkan hanya penundaan.
“Jadi memang yang terjadi adalah nanti tidak sepenuhnya penurunan, tapi penahanan realisasi investasi, bukan karena investornya tidak ingin. Mereka tetap berminat, tapi semua menunggu keadaan semua kembali normal,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (30/3/2020).
Rusmin menuturkan, meskipun ada bantuan conference call seperti yang banyak diterapkan di kondisi sekarang ini, tetapi tak semua investor ingin membuat keputusan investasi tanpa tatap muka.
“Jadi yang terjadi ini rescheduling, tapi bukan pembatalan. Bisa jadi karena realisasinya diundur ke tahun depan menyebabkan penurunan target kenaikan PMA [penanaman modal asing] tahun ini,” imbuhnya.
Sebelumnya, REI menyebut dengan banyaknya insentif dan gerakan yang dilakukan pemerintah untuk mendulang investasi asing, akan membuat PMA tahun ini bertumbuh hingga 20 persen.
Baca Juga
Angka tersebut tumbuh cukup tinggi jika dibandingkan realisasi PMA pada 2019 di sektor properti. Pada tahun lalu PMA di sektor properti mengalami penurunan lantaran diterpa berbagai isu seperti gejolak politik dan perekonomian global.
Pada tahun ini, target pertumbuhan PMA diperkirakan bakal terkoreksi dari target yang ditetapkan sebelumnya bisa tumbuh 20 persen. Selain disebabkan pandemi virus Corona, Rusmin menyatakan faktor perekonomian global yang mengalami resesi, seperti yang disampaikan Bank Dunia juga akan mempengaruhi pencapaian target invetasi di tahun ini.
“Target investasi atau PMA yang masuk ke Indonesia di bidang properti tahun ini diperkirakan turun separuh dari target sebelumnya,” kata Rusmin.