Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi virus corona (Covid-19) terus memengaruhi perekonomian di seluruh dunia, termasuk di Thailand. Pandemi itu menyebabkan penjualan apartemen di Negeri Gajah Putih itu merosot tajam.
Berdasarkan riset Agency for Real Estate Affairs (AREA), hampir semua apartemen di Thailand ditinggal oleh investor yang mayoritas adalah warga China. AREA mencatat pembelian apartemen di Bangkok oleh turis asing hanya 10 persen sepanjang 2020 berjalan.
Jumlah tersebut mencatatkan penurunan lima kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang terjadi lantaran serangan pandemi corona yang telah menginfeksi banyak warga China.
“Karena ada pembatasan juga supaya warga tidak keluar dari China, ini juga menjadi alasan mengapa apartemen di Thailand jadi tidak laku,” kata Presiden AREA Sopon Pornchokchai dilansir Bloomberg, Minggu (29/3/2020).
Sebelum virus ini merebak, Pornchokchai mengatakan bahwa apartemen di Thailand mendapat banyak permintaan dari warga asing. Namun, dibatalkan begitu virus corona mewabah. Kini, mereka hanya dapat berharap dari penduduk lokal saja.
Melihat kondisi seperti ini, pemerintah Thailand bergerak cepat agar apartemen di Bangkok tidak terus kosong. Salah satu caranya adalah dengan mempermudah aturan kredit untuk membeli apartemen melalui Bank of Thailand.
Baca Juga
Meskipun aturan ini telah diberlakukan, nyatanya masih banyak warga lokal maupun asing yang tidak berminat membeli apartemen. Hal tersebut menyebabkan setidaknya ada 100.000 lebih apartemen yang kosong.
Kendati demikian, sebelum ada wabah virus corona, penjualan apartemen di Thailand memang tengah mengalami penurunan karena dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat. Perang dagang yang terjadi membuat perekonomian lebih fokus pada sektor perdagangan.
Keadaan setelah adanya virus corona membuat pengembang di Thailand jadi was-was untuk membangun apartemen lagi. Pengembang Singha Estate Pcl. misalnya, menyebut akan lebih hati-hati dalam membangun proyek.
Head of Investor Relations dari Singha Estate Pcl. Maysenee Ratnavijarn mengatakan bahwa pihaknya takut akan ada kelebihan pasokan dibandingkan dengan permintaan.
Riset AREA menyebut, meskipun banyak pengembang yang menunda pengembangan namun jumlah apartemen Bangkok diprediksi masih akan bertambah sekitar 6.000 unit lagi pada kuartal pertama 2020 ini.