Bisnis.com, JAKARTA — Pusat Pengelola Dana Pembiayaan Perumahan memprediksi puncak wabah corona akan terjadi pada April mendatang dan diperkirakan akan mempengaruhi permintaan rumah bersubsidi.
Direktur Utama Pusat Pengelola Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Arief Sabarudin mengatakan meskipun hingga kini belum ada tanda-tanda perlambatan permintaan, tetapi pada puncak Corona yang diprediksi pada April mendatang diperkirakan akan berdampak juga pada perumahan subsidi.
Sebagai antisipasi, PPDPP bakal mengambil sejumlah langkah, termasuk memproses usulan keringanan cicilan dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Kami petakan terlebih dahulu Kamis ini [26/3/2020], sejauh mana dampaknya ke debitur baru akan kami pertimbangkan apa saja insentif yang diperlukan," katanya kepada Bisnis, Selasa [24/3/2020].
Adapun pertimbangan yang diambil, kata Arief, juga agar sejalan dengan pertimbangan otoritas jasa keuangan (OJK).
"Jadi pemetaan [rencana pemberian insentif] ini juga sudah kami lakukan bersama bank pelaksana," imbuhnya.
Baca Juga
Untuk insentif yang paling mungkin dikucurkan, kata Arief, dari pembahasan yang dilakukan, akan muncul sejumlah pola penanganan sebelum kemudian diputuskan mana yang paling baik dilakukan.
"Mohon menunggu dulu hasil pemetaan PPDPP," tambahnya.
Sampai saat ini, PPDPP menyebut belum ada perlambatan permintaan rumah subsidi melalui aplikasi SiKasep. Hingga Selasa (24/3/2020) pukul 11:00 WIB, kredit pemilikan rumah (KPR) skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLP) yang sudah disalurkan telah mencapai 10.527 debitur.