Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah meningkatnya kekhawatiran membanjirnya utang akibat penanganan wabah virus corona, Bank of Japan (BOJ) menawarkan pembelian 1 triliun yen atau US$9,2 miliar obligasi pemerintah dalam operasi yang tidak dijadwalkan. Upaya ini dalam rangka menenangkan kegelisahan pasar di tengah penjualan utang global.
Langkah dari otoritas Jepang seiring dengan upaya Bank Sentral Eropa meningkatkan pembelian obligasi di tengah meningkatnya krisis virus.
Bank-bank sentral global dan pemerintah sedang menggalakkan langkah-langkah menopang pasar keuangan dan bisnis serta membantu meyakinkan investor. Negara-negara di seluruh dunia kini telah menjanjikan lebih dari US$1,9 triliun dukungan fiskal untuk menahan dampak ekonomi dari wabah virus corona.
Gelombang stimulus fiskal itu meningkatkan kekhawatiran akan banjir utang global yang sudah dapat dilihat dari lonjakan imbal hasil dari AS ke Australia.
"ECB telah memperkuat pembelian aset menyusul kenaikan imbal hasil AS menjadi 1 persen dan lonjakan imbal hasil Italia, dan saya percaya BOJ mengikuti langkah itu dan menunjukkan bahwa bukan hanya Exchange-Traded Fund yang bisa dibeli lebih banyak," kata Shinichi Ichikawa, rekan senior di Pictet Asset Management, dilansir Bloomberg, Kamis (19/3/2020).
BOJ mengatakan berencana untuk membeli utang dengan jatuh tempo hingga 25 tahun. Hal itu membantu menekan imbal hasil pada Japanese Governmenr Bond (JGB) benchmark 10 tahun, yang kemarin naik ke level tertinggi sejak Desember 2018.
Baca Juga
Langkah ini juga mengikuti keputusan bank sentral untuk menahan pemotongan suku bunga acuan. Langkah yang dipilih BOJ adalah meningkatkan pembelian aset dan menyuntikkan lebih banyak likuiditas pasar.
"BOJ memperkuat posisinya untuk memberikan likuiditas yang cukup ke pasar Jepang. Langkah-langkah itu menunjukkan bank sentral ingin memastikan dana tersedia," kata Mari Iwashita, kepala ekonom pasar di Daiwa Securities Co.
Pasar Jepang akan ditutup untuk liburan lokal pada Jumat pekan ini. BOJ menggunakan operasi pembelian obligasi untuk menjaga patokan imbal hasil obligasi 10 tahun dalam kisaran sekitar 20 basis poin di atas atau di bawah target nol.
Imbal hasil tersebut telah tergelincir ke level terendah dalam lima bulan menjadi minus 0,2 persen sebelumnya pada Maret. Angka itu jatuh sebanyak tiga basis poin menjadi 0,04 persen setelah operasi BOJ.
"Di saat terjadi gejolak pasar keuangan yang kita lihat sekarang, skema kontrol kurva imbal hasil BOJ terbukti efektif dalam menahan ayunan tajam," kata Iwashita dari Daiwa.