Bisnis.com, JAKARTA — PT Indofarma Tbk. menyatakan pembuatan Rapid Test Diagnostics Covid-19 akan memerlukan waktu satu hingga satu setengah bulan. Kendati tidak lama tetapi perseroan memerlukan kajian tambahan.
Direktur Utama PT Indofarma Tbk. Arief Pramuhanto mengatakan perseroan sudah mampu melakukan produksi sendiri untuk test yang lain seperti HIV, Hepatitis, Narkoba. Untuk virus corona, perseroan pun tidak menutup kemungkinan untuk memproduksinya.
"Pengembangan rapid test sekitar 1-1,5 bulan. Kami akan kaji dulu fasilitas produksi yang kami miliki dan fasilitas apa saja yang harus ditambah untuk bisa memproduksi rapid test virus corona," katanya kepada Bisnis, Kamis (19/3/2020).
Arief mengaku sudah bekerja sama dengan produsen asal China dan Korea untuk mendatangkan Rapid Test Diagnostics Covid-19 yang memiliki kapasitas cukup besar dan dinilai mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Arief menyebut untuk tahap awal Indofarma akan mendatangkan 100.000 pieces produk yang dimaksud. Namun, bertambahnya jumlah pasokan kedepannya tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan dan pesanan dari masyarakat.
"Fokus kami pada tahap awal pasokan tersebut, adalah untuk pemenuhan kebutuhan Rumah Sakit. Perkiraan minggu depan hari rabu atau kamis akan tiba Rapid Test Covid-19," ujarnya.
Adapun rapid test merupakan salah satu tes untuk mendeteksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19 dengan mengambil sampel darah pasien.
Selama ini deteksi Covid-19 menggunakan real time polymerase chain reaction (RT-PCR) yang mengambil usapan lendir dari hidung atau tenggorokan. Dengan metode rapid test nantinya dipastikan hasil akan keluar lebih cepat.
Menurut Arief khusus untuk test covid-19, perseroan tengah fokus kepada pemenuhan permintaan yang saat ini mendesak dan segera.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo memastikan di Indonesia belum ada rapid test untuk deteksi virus corona.