Bisnis.com, BEKASI – Pengembang properti PT Mekar Agung Sejahtera optimistis menghadapi tahun ini dengan meluncurkan produk terbaru yaitu Britania Bekasi yang merupakan produk rumah tapak yang difokuskan untuk menyasar segmen menengah bawah.
Tahun ini PT Mekar Agung Sejahtera (MAS Group) menargetkan penjualan proyek hunian tersebut bisa mencapai 400 unit dari total 776 unit rumah dengan harga Rp200 jutaan.
"Kami mengincar end user di Bekasi, tetapi dengan infrastruktur yang lengkap, dekat dengan tol JORR 2, ini cocok juga untuk investasi. Harapannya pekerja di Jakarta atau Cikarang bisa ambil produk ini," kata Direktur Utama MAS Group Sengkono Dharmawan di sela-sela konferensi pers di Bekasi, Kamis (12/3/2020).
Dengan adanya guncangan perekonomian global dan wabah virus corona, MAS Group tetap optimistis melakukan penjualan, karena produk yang dipasarkan mematok harga di bawah Rp500 juta.
"Kami masuk di segmen yang lebih terjangkau, jadi lebih mudah dimiliki masyarakat," imbuhnya.
Menurutnya, dengan kondisi perekonomian yang sedang melemah, pengembang umumnya akan meluncurkan produk dengan harga lebih terjangkau. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh calon konsumen untuk segera membeli rumah.
Baca Juga
“Ini kesempatan yang baik pada dunia properti. Daripada investasi saham bunganya kecil, mendingan ke properti, apalagi suku bunganya cukup murah dan syaratnya sekarang semakin mudah,” jelasnya.
Dari proyek terbarunya yang menelan biaya investasi sebesar Rp250 miliar itu, MAS Group menargetkan penjualan senilai Rp300 miliar dengan jumlah unit yang terjual bisa mencapai 400 unit.
“Pembiayaannya berasal dari perbankan dan dari ekuitas. Laba ditahannya rencananya akan digunakan untuk membangun proyek-proyek baru selanjutnya,” jelas GM Business Development MAS Group Irvandy Rahman.
Adapun, MAS Group rencananya juga akan segera melakukan Initial Public Offering (IPO), tetapi aksi Irvandy menyatakan bahwa aksi korporasi tersebut tidak untuk dilakukan dalam waktu dekat.
“Kami ingin sekali IPO, sekarang kami sedang memperkuat modal kerja dan likuiditas perusahaan supaya bisa segera masuk ke pasar modal,” ungkapnya.