Bisnis.com, JAKARTA - Virus Corona diyakini berdampak pada sektor pertambangan mineral dan batu bara termasuk investasi di Tanah Air.
Ketua Umum Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo berpendapat virus Corona ini jelas akan berdampak pada sektor pertambangan mineral dan batu bara (minerba) di Tanah Air.
Hal ini mengingat China sebagai pusat industri dunia, maka dengan terganggunya industri di negeri Tirai Bambu itu tentu berpengaruh terhadap kebutuhan energi batu bara. Menurunnya permintaan pasar batu bara China terlihat lamban.
"Jadi terkait hubungan penurunan industri China, bukan saja terkait menekan pasar dan harga batu bara, tetapi juga produk dari smelter. Investasi akan smelter pun dipastikan melambat. Akibatnya impor batu bara juga terganggu atas pengapalannya," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Virus corona juga akan berdampak pada penurunan investasi minerba karena terjadi penundaan investasi khususnya yang terkait dengan dengan pasar mineral dan energi.
Tak hanya itu, sentimen corona juga akan berpengaruh pada produksi batu bara Indonesia. Hal itu dikarenakan adanya beberapa proyek PLTU yang mundur sehingga berdampak pada supplai batu bara.
Baca Juga
Kendati demikian, Singgih menyatakan pemerintah tak perlu terlalu reaktif, apalagi atas kebijakan yang terkait dengan perjalanan industri pertambangan jangka panjang.
Menurutnya, pemerintah perlu memetakan pasar ekspor atas dampak Corona agar tercapai keseimbangan sebagai eksportir batu bara dan jangan terjadi kelebihan pasokan.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan berupaya memperbesar serapan batu bara di dalam negeri ditengah tumbuhnya pelaku dan produksi batu bara nasional.
"Pemerintah harus melakukan integrasi dengan kementerian yang terkait dengan pertambangan, seperti perdagangan, perhubungan, keuangan dan ESDM agar Pemerintah menjadi lebih optimal dalam mengelola industri pertambangan untuk kepentingan ekonomi nasional," tutur Singgih.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Baru Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menuturkan virus Corona tentu akan berdampak terhadap pertumbuhan permintaan karena pelambatan ekonomi di negara importir batu bara seperti China dan Korea akibat penyebaran virus Corona.
Dia menilai, hal itu bisa menekan harga komoditas makin melemah. Dia memperkirakan akan ada kemungkinan penurunan permintaan energi dari China sekitar 15 persen hingga 20 persen.