Bisnis.com, BOGOR - Karya Arif Satria yang dituangkan dalam buku Politik Sumber Daya Alam mengkritisi sentralisasi sumber daya alam di Indonesia.
Rektor IPB, Arif Satria mengutip bahwa sentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) sering menjadi masalah. Indonesia sebagai negara besar, sulit untuk mengendalikan SDA secara terpusat.
Bila mengutip tesis Hardin tentang tragedy of the commons atau tragedi kepemilikan bersama akan terjadi. Tragedi ini berupa kerusakan lingkungan, akibat tidak adanya konsep kepemilikan sumber daya bersama, yang memicu kompetisi untuk eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.
"Sentralisasi menyebabkan pemerintah pusat tidak merasakan dampak langsung dari keputusannya dalam pengelolaan SDA," ungkapnya.
Bila hutan rusak akibat keputusan pemerintah pusat, maka pembuat keputusan tidak merasakan dampaknya. Sebab, rakyat daerah yang akan merasakan dampaknya.
Dia mengungkapkan, semakin dekat jarak pengambilan keputusan dengan arena pengelolaan SDA maka akan semakin baik keputusan yang akan diambil, karena pengambil keputusan akan benar-benar merasakan dampak dari keputusan tersebut.
Baca Juga
Dia mencontohkan, bila seorang bupati mengambil keputusan untuk mengkonversi lahan mangrove, maka si bupati akan melihat dan merasakan langsung dampak banjir rob, abrasi dan lain sebagainya. Maka dengan mudah, rakyat akan melakukan protes karena dekatnya jarak sosial mereka.
"Bayangkan bila keputusan diambil di Jakarta, mungkinkah rakyat di Papua atau Sulawesi berduyun-duyun melakukan protes ke Jakarta untuk mengubah berbagai keputusan? Inilah kira-kira mengapa desentralisasi pengelolaan SDA menjadi penting."