Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Berharap Bea Masuk Bahan Baku Impor Nol Rupiah

Pemerintah akan memberikan asistensi melalui keringan fiskal. Antara lain dengan bea masuk khusus untuk bahan baku impor.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kiri) berbincang dengan masyarakat./ANTARA FOTO-Nova Wahyudi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kiri) berbincang dengan masyarakat./ANTARA FOTO-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA —Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ketergantungan pasokan bahan baku industri yang secara keseluruhan sekitar 30 persen dari China menjadi kekhawatiran pelaku industri.

Namun, Agus memastikan pemerintah akan memberikan asistensi melalui keringan fiskal. Antara lain dengan bea masuk khusus untuk bahan baku impor.

"Pemerintah sudah bicarakan bea masuk akan diberikan keringanan. Saya malah ingin kalau bisa jadi Rp0 itu lebih bagus," katanya di Kementerian Perdagangan, Rabu (5/3/2020).

Agus menyebut pelaku industri juga telah melakukan berbagai aksi-aksi korporasi untuk mencari negara-negara alternatif untuk mendapatkan bahan baku agar proses produksi pada masing-masing industri tidak mengalami gangguan.

Masih dari sisi fiskal, lanjut Agus, pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan Kementerian BUMN, Gubernur Bank Indonesia, dan Himbara agar biaya letter of credit atau LC diberikan bunga khusus. Pasalnya, bahan baku dari negara selain China biasanya akan lebih mahal.

"Di negara lain, China juga menjadi penting untuk produksi bahan baku. Jadi akan ada rebutan produk bahan baku yang diimpor dari negara alternatif akhirnya harga akan lebih mahal," ujarnya.

Agus pun memastikan penurunan suku bunga dalam LC sudah disepakati dan nantinya diterbitkan dalam sebuah paket kebijakan. Sayangnya, Menperin belum dapat memberi kepastian waktu untuk peluncuran paket kebijakan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper