Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Virus Corona, Aktivitas IPCC Masih Terkendali

pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik dan dapat melihat adanya peningkatan dari aktivitas tersebut, terutama dari arus bongkar muat ekspor CBU.
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Mobil diparkir di kawasan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) di Jakarta, Rabu (12/9/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Arus bongkar muat kendaraan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. (IPCC) diklaim masih berjalan normal kendati banyak pelaku pasar memiliki persepsi negatif terhadap kinerjanya akibat penurunan aktivitas ekonomi dan bisnis akibat virus corona (COVID-19).

Sekretaris perusahaan IPCC Sofyan Gumelar berharap pelaku pasar sebaiknya tidak terlalu panik dan dapat melihat adanya peningkatan dari aktivitas tersebut, terutama dari arus bongkar muat ekspor CBU. Sementara itu, dari aktivitas bongkar muat kendaraan alat berat masih lebih didominasi peningkatan di terminal domestik.

Dari sisi operasional, tercatat arus bongkar muat kendaraan CBU untuk segmen ekspor secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 tercatat naik 7,03 persen menjadi 44.802 unit CBU dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 41.860 unit CBU.

Adapun, impor masih tercatat turun menjadi 6.546 unit CBU atau lebih rendah 40,59 persen dibandingkan periode yang sama di 2019 sebesar 11.018 unit CBU. Peningkatan ekspor sejalan dengan keberlanjutan program Pemerintah yang memang mendorong para ATPM untuk memasarkan produknya yang diproduksi di dalam negeri untuk diekspor.

“Terutama terbantukan dengan adanya peraturan Dirjen Bea dan Cukai tentang tata laksana ekspor kendaraan CBU sehingga beberapa merek dagang meningkatkan ekspornya, antara lain Mitsubishi, Honda, Chevrolet - Wuling, Toyota, dan Suzuki,” jelasnya, Rabu (4/3/2020).

Dia melanjutkan secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 kinerja pada segmen ekspor alat berat mampu menunjukan kenaikan 42,20 persen menjadi 246 unit alat berat (non truk dan bus) dari 173 unit alat berat (non truk dan bus) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Namun, impor alat berat cenderung masih melemah turun 83,43 persen menjadi 205 unit dibandingkan periode yang sama dengan pada tahun sebelumnya sebesar 1.237 unit alat berat (non truk dan bus).

Sejalan dengan ekspor spareparts, sebagai komponen dari alat berat, secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2020 tercatat naik 166,61 persen menjadi 1.709 m3 dari 641 m3 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Menurunnya trafik alat berat dan truck berpengaruh pada penurunan spareparts karena sebagian besar merupakan bagian dari unit alat berat.

“Dari sisi domestik pun masih terjaga kinerjanya, arus bongkar muat kendaraan masih dapat berjalan normal di tengah kepanikan meluasnya wabah Covid-19 ini. Untuk CBU tercatat naik 211,39 persen menjadi 30.357 unit CBU secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar 9.749 unit,” terangnya.

Alat berat (non bus dan truk) naik 102,81 persen dari 391 pada tahun lalu menjadi 793 unit alat berat secara akumulasi dari awal tahun hingga 25 Februari 2019. Sementara itu, untuk truk dan bus naik 132,02 persen menjadi 2.659 unit dibandingkan 1.146 unit di periode yang sama dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.

Kendati demikian, dari sisi internal tetap mengupayakan kehati-hatian terhadap penyebaran virus tersebut melalui peningkatan program Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan kerja (K3) baik terhadap seluruh pegawai maupun para mitra dan pelanggan IPCC.

Diantaranya, mengupayakan kebersihan di lingkungan IPCC, pengenaan masker terhadap pihak yang sedang flu dan batuk, dan lainnya. Hal tersebut dilakukan terkait antisipasi pencegahan dan penanggulangan meluasnya virus corona agar diketahui oleh seluruh petugas yang terlibat dalam kegiatan operasional khususnya dan umumnya semua pemangku kepentingan di lingkungan IPCC.

Langkah antisipasi ini dipandang perlu karena kegiatan operasional ekspor dan impor barang berbagai macam kendaraan berinteraksi langsung dengan kapal-kapal asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper