Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menetapkan target produksi siap jual (lifting) minyak 1 juta barel per hari dalam 10 tahun ke depan. Dengan demikian rencana percepatan menjadi 2025 urung dilakukan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif usai bertemu Presiden Joko Widodo membahas hal tersebut.
“Tidak begitu mudah [kalau dipercepat], karena ada sarana-sarana yang harus dibangun, infrastruktur yang disiapkan,” kata Arifin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Menurut Arifin satu kendala utama adalah waktu eksplorasi yang dibutuhkan cukup panjang. Kegiatan ini menjadi satu hal yang esensial untuk meningkatkan produksi minyak siap jual.
Dia menjabarkan saat ini kementerian mencatat 10 daerah eksplorasi yang telah memiliki investor. “Dan ini akan kita percepat,” katanya.
Pun dia menambahkan Indonesia memiliki lebih dari 100 cekungan. Sejauh ini hanya separuhnya yang telah dimanfaatkan. Dengan demikian potensi minyak di Indonesia masih terbilang besar.
Baca Juga
Sementara itu Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa target lifting minyak telah dibahas bersama dengan kementerian, SKK Migas, dan Presiden Joko Widodo. Semua sepakat untuk meningkatkan produksi setiap tahun hingga mencapai 1 juta barel per hari pada 2030.
Adapun seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menginginkan percepatan realisasi lifting minyak 1 juta barel per hari, dari 2030 menjadi 2025.
“Kami berharap 2025 atau lebih cepat dari itu. Kita bisa satu juta barel 5 tahun lah dari sekarang,” ujarnya, Jumat (28/2/2020).