Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) optimistis target lifting minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari (bph) dapat tercapai empat tahun lebih cepat dari rencana semula pada 2030.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa proyeksi tersebut mengacu dengan progres pembangunan kilang baru yang sebagian besar ditargetkan rampung pada 2026.
Berdasarkan catatan Bisnis, pada saat ini Pertamina memiliki beberapa insiatif untuk pengembangan kilang baik RDMP (Refinery Development Master Plan) maupun GRR (Gross Root Refinery) yang akan rampung hingga 2026.
Untuk proyek RDMP, Pertamina sedang mengembangkan RDMP Balongan, RDMP Dumai, RDMP Cilacap, dan RDMP Balikpapan. Sementara itu, untuk proyek GRR, Pertamina sedang mengerjakan GRR Tuban, dan GRR Bontang.
Dengan adanya empat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua Grass Root Refinery (GRR), kapasitas kilang Pertamina menjadi 2 juta barel per hari (bph) pada 2026 dengan volume produksi BBM sebesar 200 juta liter per hari.
“Optimisme itu karena 2026 sebagian besar dari kilang-kilang baru yang kami bangun sudah dapat berproduksi,” katanya di Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Nicke menambahkan, dengan selesainya proyek-proyek tersebut, maka perseroan membutuhkan pasokan minyak mentah yang lebih banyak.
Baca Juga
Pada saat ini, Pertamina terus berkoordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mencari cadangan itu.
Selain itu, Nicke menyebut Pertamina terus mengkaji peluang-peluang untuk mengakuisisi blok migas di luar negeri. Menurut Nicke, blok migas yang diakuisisi nantinya haruslah yang sudah beroperasi agar lebih efisien.
“Sedang didetailkan dengan SKK Migas, karena satu per satu blok treatmentnya berbeda, itu kerja kita bareng SKK Migas,” ungkapnya.