Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk. menyebutkan skema bisnis yang akan digunakan dalam proyek gasifikasi dimethyl ether atau DME akan menggunakan skema build operate transfer.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan bahwa perseroan akan bertindak selaku pemasok batu bara kalori rendah untuk sebagai bahan baku DME.
Di sisi lain, PT Pertamina (Persero) akan terlibat sebagai penyerap produk DME yang akan digunakan sebagai subtitusi liquid natural gas (LNG) untuk kebutuhan dalam negeri.
Dalam proyek tersebut, lanjut Arviyan, Air Product akan terlibat sebagai investor dan penyedia teknologi untuk pembangunan 4 pabrik DME dengan nilai investasi yang ditaksir US$2,3 miliar.
"Konsepnya adalah BOT setelah 20 tahun akan jadi milik Indonesia. Kami punya opsi memiliki saham setelah COD. Akan keluar saat pabrik jalan," ujarnya di Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Arviyan menjelaskan bahwa untuk pembangunan tersebut, rencananya akan dimulai pada kuartal I/2021. Namun, dia mengungkapkan tidak menutupkan kemungkinan untuk memulai pembangunan pabrik tersebut lebih cepat.
Baca Juga
"Kami merencanakan skema bisnis di Maret," ujarnya.