Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang dan Korsel Siaga Virus Corona, Maskapai Bisa Kena Turbulensi

Maskapai dalam negeri patut khawatir karena Jepang dan Korsel merupakan pasar besar
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai  Tanah Air harus mulai bersiap menghadapi guncangan seiring meluasnya penyebaran virus corona ke Jepang dan Korea Selatan.

Konsultan penerbangan dari CommunicAvia Gerry Soejatman mengatakan kedua negara tersebut ditambah dengan Singapura merupakan tiga besar pangsa pasar penerbangan internasional di Indonesia yang cukup besar di luar China.

Sejauh ini, lanjut dia, perkembangan penyebaran virus corona di China yang menunjukkan perbaikan. Kondisi ini berbandingkan terbalik dengan penyebaran virus corona di Korea Selatan dan Jepang.

Otoritas Negeri Ginseng telah meningkatkan kewaspadaan wabah virus corona ke level tertinggi pada Minggu (23/2/2020).

"Jepang merupakan pasar yang cukup besar bagi pariwisata Indonesia, ekspor Indonesia, dan merupakan gerbang barang maupun traveller (business and leisure) ke Amerika Serikat," kata Gerry, Senin (24/2/2020).

Pertumbuhan jumlah kasus Corona di Jepang, lanjutnya, masih sekitar 10 persen per hari. Jika meluas, ada kemungkinan Indonesia pun harus memutuskan hubungan perjalanan udara dengan Jepang meskipun kemungkinan ini rendah.

Dibandingkan dengan Jepang, kondisi Korsel termasuk paling mengkhawatirkan karena pertumbuhan kasus virus corona melompat menjadi negara terjangkit terbesar setelah RRC.

"Padahal Korea Selatan merupakan gerbang kedua untuk perjalanan dan perdagangan melalui udara antara Indonesia dan Amerika Serikat," ujarnya.

Di sisi lain, dia menjelaskan pertumbuhan jumlah kasus aktif Corona di China mulai berkurang. Kondisi ini, lanjutnya, diharapkan dapat bertahan dan membaik. Pasalnya, aktivitas ekonomi di China berhenti sejak Imlek sehingga dampaknya terhadap penerbangan lumayan besar.

Serupa dengan negeri Panda, Singapura sudah bisa memperlambat pertumbuhan kasus Covid -19.

"Makin cepat ini recover, makin cepat penerbangan dunia bisa mulai pemulihan dengan naiknya permintaan. dan ini penting sekali karena Singapura merupakan salah satu tujuan utama penerbangan internasional dari/ke Indonesia," kata Gerry.

Gerry memperkirakan pada kuartal I/2020, penerbangan internasional terutama maskapai regional Asia bisa mengalami penurunan 30 persen-60 persen jumlah kapasitas dan penumpang sebagai dampak meluasnya virus covid-19.

Sementara itu, bagi maskapai nasional sendiri, besarnya penurunan penerbangan terhadap China, Korsel dan Jepang masih di bawah 10 persen,

Namun, penurunan jumlah penumpang antara Indonesia dan Singapura akan berdampak pada Garuda Indonesia Group, Lion Air Group, dan Indonesia Air Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper