Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri elektronika khawatir kegiatan produksi dan ekspor bakal terganggu seiring dengan arus pasokan komponen dan bahan baku dari China yang tersendat akibat dampak virus Corona (Covid-19).
Ketua Umum Gabungan Elektronika (Gabel) Oki Widjaya mengatakan pemerintah melalui instansi terkait diharapkan bisa mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu pelaku industri elektronik mengatasi masalah pasokan bahan baku dan komponen ini. Pasalnya, sebagian bahan baku dan komponen produk elektronika, masih menggunakan komponen dari China karena harganya memang lebih bersaing dibandingkan pemasok negara lain.
"Adanya wabah virus corona membuat pasokan komponen dari China mulai tersendat dan sangat mengganggu kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika nasional. Melihat dampaknya yang kian masif, kami harapkan pemerintah memberi perhatian khusus agar tidak berdampak buruk pada kinerja produksi dan ekspor industri elektronika nasional,” katanya, Senin (24/2/2020).
Oki, yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Galva Technologies Tbk., berharap melalui koordinasi Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Tenaga Kerja, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, pemerintah segera melakukan sinergi menyelamatkan sektor industri primadona ekspor dari dampak buruk penyebaran virus Corona.
Menurutnya, tanpa upaya komprehensif dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronika tersendat, bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tak juga teratasi akan berdampak signifikan terhadap neraca perdagangan, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, dan investasi.
Data Kemenperin maupun Badan Pusat Statistik menunjukkan sepanjang 2019 ekspor produk industri pengolahan menembus nilai US$126,57 miliar dengan kontribusi 75,5 persen terhadap total ekspor Indonesia sebesar US$167,53 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, nilai ekspor kelompok produk komputer, barang elektronik, dan optik mencapai US$1,1 miliar. Perolehan ekspor pada 2019 ini naik dibanding perolehan 2018 sebesar US$1 miliar.