Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah berupaya mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Keureuto yang nantinya akan berfungsi untuk mengurangi risiko bencana banjir di Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh.
Pembangunan bendungan merupakan bagian dari rencana induk (master plan) pengendalian banjir di Kabupaten Aceh Utara sebagai bentuk dukungan Pemerintah Pusat untuk mengendalikan banjir mulai dari hulu hingga di hilir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan dalam pengelolaan SDA di Indonesia.
Menurut Basuki, pergeseran dan perubahan masa musim hujan dan kemarau, perubahan temperatur, cuaca, serta pola hujan yang durasinya cenderung lebih pendek, tetapi dengan intensitas yang tinggi kerap mengakibatkan banjir.
"Untuk itu kita memerlukan banyak bendungan agar risiko banjir dapat dikurangi secara signifikan” kata Menteri Basuki seperti dikutip dalam keterangan yang dirilis pada laman resmi Kementerian PUPR, Jumat (21/2/2020).
Basuki menjelaskan bahwa bendungan Keureuto membendung Sungai Krueng Keureuto yang memiliki 6 anak sungai sebagai penyebab utama banjir pada daerah hilir.
Baca Juga
Dengan kapasitas tampung 215 juta per meter kubik, bendungan ini nantinya memiliki manfaat utama untuk mereduksi banjir yang kerap menggenangi wilayah di Lhoksukon sebagai Ibu Kota Kabupaten Aceh Utara.
Pada konstruksi bendungan ini juga disediakan tampungan khusus banjir sebesar 30,50 juta meter kubik yang mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun sehingga total mereduksi banjir seluas 1.225,53 meter kubik per detik.
Bendungan Keureto dibangun sejak 2015 dengan biaya APBN Rp 1,7 triliun. Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui tiga paket dengan masing-masing kontraktor, PT Brantas Abipraya (Persero) – PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket 1, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk paket 2, PT Hutama Karya-Perapen paket 3.
“Saat ini progres konstruksi bendungan telah mencapai 68 persen dan ditargetkan selesai akhir 2020,” jelas Basuki.
Selain sebagai infrastruktur pengendalian banjir, bendungan ini diharapkan dapat memiliki manfaat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebesar 0,50 meter kubik per detik, menyuplai air irigasi seluas 9.420 hektare yang terdiri dari intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektare dan ekstensifikasi D.I Pasee Kanan seluas 6.677 hektare.
Kehadiran bendungan juga berpotensi menjadi sumber pembangkit listrik sebesar (PLTA) sebesar 6,34 MW.
Bendungan Keureuto merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air dalam periode 2015-2019 sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.