Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: B30 Bisa Tekan Efek Virus Corona pada Neraca Dagang

Pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak penyebaran virus Corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia, khususnya mengurangi defisit neraca perdagangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala BPS Suhariyanto menegaskan bahwa pemerintah sudah menyiapkan langkah-langkah untuk meminimalisasi dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia, khususnya mengurangi defisit neraca perdagangan.

Salah satunya, jurus penangkal yang akan didorong pemerintah adalah implementasi B30.

"Langkah itu untuk menjaga komitmen dan mengurangi dampak itu [virus Corona], kita harus memaksimalkan potensi domestik. Kalau lihat neraca perdagangan sudah pasti enggak bagus, investasi belum tahu," katanya di gedung BPS, Senin (17/2/2020).

Mengacu pada kondisi tersebut, konsumsi pemerintah dan konsumsi rumah tangga mau tak mau harus dipacu untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. Apalagi, katanya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan jajarannya untuk mendistribusikan anggaran pemerintah sejak kuartal I/2020.

Sinergi pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong konsumsi rumah tangga dengan menjaga inflasi juga patut dilaksanakan. Menurutnya, masyarakat tidak perlu takut perekonomian Indonesia akan goyang akibat terpapar dampak virus Corona. Meski demikian, BPS masih mengamati perubahan dan implikasi penyebaran virus Corona terhadap kinerja ekspor-impor hingga akhir Februari 2020.

"Yang saya tampilakan tadi data Januari, dimana minggu pertama hingga ketiga itu masih normal. Wabah virus Corona semakin kuat itu sesudah Hari Raya Imlek. Kalau melihat pertumbuhan ekonomi 2019 kemarin memang melambat 0,2%, tetapi enggak [turun] securam itu. Mudah-mudahan kita oke," ungkapnya.

BPS mencatat ekspor nonmigas per Januari 2020 mencapai US$12,61 miliar atau turun 5,33 persen dibandingkan Desember 2019. Jika mengacu pada periode yang sama tahun lalu, ekspor januari 2020 turun sebesar 0,69 persen (year on year/yoy).

Penurunan ekspor nonmigas Januari 2020 terhadap Desember 2019 terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewani/nabati sebesat US$703,2 juta (34,08 persen). Di sisi lain, terjadi peningkatan pesat pada komoditas logam mulia dan perhiasan/permata sebesar US$219 juta (57,84 persen).

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Januari 2020 mencapai US$14,28 miliar. Realisasi tersebut turun dari US$14,51 miliar pada Desember 2019 atau 1,6 persen (month to month/mtm) dan merosot dari US$14,99 miliar pada Januari 2019 atau setara dengan 4,78 persen (yoy).

Impor nonmigas Januari 2020 mencapai US$12,29 miliar. Impor nonmigas tercatat turun 0,69 persen dibandingkan Desember 2019 (mtm) dan 7,85 persen dibandingkan Januari 2019 (yoy).

Lebih lanjut, impor migas Indonesia pada awal 2020 tercatat US$1,99 miliar atau turun 6,85 persen (mtm) dan mengalami kenaikan 19,95 persen (yoy).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper