Bisnis.com, JAKARTA - Akses ke sejumlah pelabuhan utama ekspor dan impor di Indonesia dinilai masih belum memadai. Pasalnya, kemacetan pada jam-jam tertentu masih ditemui dan menyebabkan biaya logistik kian tinggi.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita mengatakan sebenarnya sangat mudah mengukur akses dari dan menuju pelabuhan ekspor dan impor memadai atau belum.
"Bisa dilihat apakah akses menuju pelabuhan utama dari Pelindo I sampai dengan IV mengalami kemacetan atau tidak pada jam-jam tertentu atau hari-hari tertentu. Kalau masih macet artinya akses yang sekarang tidak memadai," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (12/2/2020).
Keempat BUMN pelabuhan tersebut masing-masing mengelola pelabuhan utama untuk aktivitas ekspor dan impor, yakni Pelabuhan Belawan dikelola Pelindo I, Pelabuhan Tanjung Priok dikelola Pelindo II, Pelabuhan Tanjung Perak dikelola Pelindo III, dan Pelabuhan Makassar dikelola Pelindo IV.
Zaldi menilai pelabuhan-pelabuhan lain di luar negeri memiliki akses yang sangat lancar karena kapasitas akses selalu disiapkan di atas kebutuhan pelabuhan.
Hal ini berbanding terbalik dengan di Indonesia terangnya, karena kapasitas akses ke pelabuhan lebih kecil daripada kapasitas pelabuhannya.
Baca Juga
"Karena tidak memadainya akses ke pelabuhan akhirnya membuat biaya transportasi ke pelabuhan menjadi mahal dan akhirnya mengurangi daya saing," ungkapnya.